BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Sistem
kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam
proses metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi yang
berfungsi untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada
diseluruh tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang
bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah
satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan
dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
Kerja
pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot.
Selama kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena
darah disemburkan keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik),
kamar jantung akan terisi darah sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya.
Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60 sampai 80 kali per menit,
menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran
totalnya sekitar 5 L/menit.
2.2 ANATOMI JANTUNG
Jantung
di terletak dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di kiri, 1/3 nya
terletak di bagian kanan dari tengah tubuh. Proyeksi jantung secara visual pada
permukaan anterior adalah bawah sternum dan tulang iga. Pada bagian bawah
(Apeks dan batas kanan jantung) diafragma di atas.Batas jantung kanan (yang
meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas kiri (yang
meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Batas superior jantung
kanan berada di intercostae ke-3 kira-kira 3 cm ke kanan dari garis tengah.
Garis yang menghubungkan kedua titik ini berkoresponden dengan jantung basal.
Batas inferior jantung kiri terletak di apeks di intercostae ke-5 kira-kira 9
cm ke kiri dari garis tengah. Batas inferior jantung kanan terletak pada
intercostae ke-6kira- kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis-garis yang
berbeda kanan dan kiri berkoresponden terhadap permukaan inferior jantung dan
yang menghubungkan inferior dan superior kanan berkoresponden ke perbatasan
hati kanan. Berat jantung orang dewasa-laki-laki 300-350gr. Panjang jantung 12
cm, lebar 9 cm dan lebar 6 cm.
2.2.1 PEMBUNGKUS
JANTUNG
Jantung dibungkus oleh rongga
pericardium yang mengandung sedikit cairan. Pericardium yang membungkus jantung
terdiri dari dua lapisan yaitu pericardium visceralis, melekat secara langsung
pada permukaan jantung dan pericardium parietalis melekat ke depan pada sternum
dan ke belakang pada columna vertebralis
dan ke bawah pada diafragma. Perlekatan ini membuat jantung tetap stabil berada
di tempatnya.
Kantung pericardium membranosa
berdinding ganda, lapisan luar kantung adalah membrane fibrosa yang kuat yang
melekat ke partisi jaringan ikat yang memisahkan paru.perlekatan ini membuat
jantung tetap pada posisinya di dalm dada. Kantung bagian dalam dilapisi oleh
suatumemran yang mengeluarkan cairan pericardium encer, yang menghasilkan
pelumas untuk mencegah gesekan antara lapisan-lapisan pericardium ketika jantung
berdenyut.
2.2.2 RUANG JANTUNG
Sisi kanan dan kiri jantung, masing
– masing tersusun atas dua ruang, atrium (jamak = atria) dan vebtrikel.
Dindinng yang memisahkan ruang kanan dan kiri disebut septum. Ventrikel adalah
ruang yang menyemburkan darah ke arteri. Fungsi atrium adalah menampung darah
yang datang dari vena dan bertindak sebagai tempat penimbunan sementara sebelum
darah kemudian dikosongkan ke ventrikel.
Perbedaan ketebalan dinding atrium
dan ventrikel berhubungan dengan beban kerja yang diperlukan oleh tiap ruang.
Dinding atrium lebih tipis daripada dinding ventrikel karena rendahnya tekanan
yang ditimbulkan oleh atrium untuk menahan darah dan kemudian menyalurkannya ke
ventrikel. Karena ventrikel kiri mempunyai beban kerja yang lebih berat di antara
dua ruang bawah, maka tebalnya sekitar 2-1/2 lebih tebal dibanding dinidng
ventrikel kanan. Ventrikel kiri menyemburkan darah melawan tekanan rendah
pembuluh darah paru.
Karena posisi jantung agak memutar
dalam rongga dada, maka ventrikel kanan lebih ke anterior (tepat dibawah
sternum) dan ventrikel kiri lebih ke posterior. Ventrikel kiri bertanggung
jawab atas terjadinya denyut apeks atau titik pukulan maksimum (PMI), yang
normalnya teraba di garis midklavikularis dinding dada pada rongga interkostal ke
– 5.
2.2.2
LAPISAN JANTUNG
Dinding jantung terutama terdiri
dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan saling
berhubungan melalui diskus interkalatus. Dinding jantung itu terdiri dari :
1. Pericardium
(epicardium)
Adalah suatu
membrane tipis di bagian luar yang membungkus jantung. Terdiri dari dua lapisan
yaitu pericardium fibrosa (visceral), merupakan bagian kantong yang membatasi
pergerakan jantung terikat di bawah pada sternum melalui ligamentum
sternoperikardial.
Pericardium
serosum (parietal) dibagi menjadi dua bagian yaitu pericardium parietalis
membatasi pericardium fibrosum sering disebut epicardium, dan pericardium
fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk
mempermudah pergerakan jantung.
2. Miokardium
Merupakan
lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian besar dinding
jantung. Serat-serat otot ini tersusun spiral dan melingkari jantung. Lapisan
otot ini yang akan menerima darah dari arteri coroner.
3. Endocardium
Adalah lapisan tipis
endothelium, adalah suatu jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam
seluruh sistem sirkulasi.
2.2.3 KATUP JANTUNG
Katup
jantung memungkinkan darah hanya ke satu arah dalam jantung. Katup, yang
tersusun atas bilah-bilah jaringan fibrosa, membuka dan menutup secara pasif
sebagai respons terhadap perubahan tekanan dan aliran darah. Ada dua jenis
katup : atrioventrikularis dan seminularis.
1. Katup
atrioventrikularis.
Katup yang
memisahkan atrium dan ventrikel disebut sebagai katup atrioventrikularis. Katup
trikuspidalis, dinamakan demikian karena tersusun atas tiga kuspis atau daun,
memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup mitral atau bikuspidalis (2
kuspis) terletak diantara atrium dan ventrikel kiri.Normalnya, ketika ventrikel
berkontraksi, tekanan ventrikel akan mendorong daun – daun atrioventrikularis
ke atas ke rongga atrium. Jika terdapat tekanan cukup kuat untuk mendesak
katup, darah akan disemburkan kebelakang dari ventrikel ke atrium. Otot
papilaris dan korda tendinea bertanggung jawab menjaga aliran darah tetap
menuju ke satu arah melalui katup atrioventrikularis. Otot papilaris adalah
bundle otot yang terletak di sisi dinding ventrikel. Korda tendinea adalah pita
fibrosa yang memanjang dari otot papilaris ke tepi bilah katup, berfungsi
menarik tepi bebas katup ke dinding ventrikel. Kontraksi otot papilaris
mengakibatkan korda tendinea menjadi tegang. Hal ini menjaga daun katup menutup
selama sistolik, mencegah aliran balik darah. Otot papilaris dan korda tendinea
hanya terdapat pada katup mitral dan trikuspidalis dan tidak terdapat pada
katup seminularis.
2. Katup
seminularis.
Katup
seminularis terletak di antara tiap ventrikel dan arteri yang bersangkutan.
Katup antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis disebut katup pulmonalis ; katup
antara ventrikel kiri dan aorta dinamakan katup aorta. Katup seminularis
normalnya tersusun atas tiga kuspis, yang berfungsi dengan baik tanpa otot
papilaris dan kora tendinea. Tidak terdapat katup antara vena – vena besar
dengan atrium.
2.3
PEMBULUH
DARAH
Pembuluh
darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung dengan vena
pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri
dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding
vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam
yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos
dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat
ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut
kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya
memiliki satu lapisan tunggal endotheliumdan sebuah membran basal.
Perbedaan
struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional
masing-masing pembuluh darah tersebut.
Macam-macam
Pembuluh Darah
1. Arteri
- Tempat
mengalir darah yang dipompa dari bilik
- Merupakan
pembuluh yang liat dan elastis
- Tekanan
pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik
- Memiliki
sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung
Terdiri atas :
- Aorta yaitu
pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh
- Arteriol yaitu
percabangan arteri
- Kapiler :
Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena, Dindingnya terdiri atas
sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal, Dindingnya terdiri
atas 3 lapis yaitu :
- Lapisan bagian
dalam yang terdiri atas Endothelium
- Lapisan tengah
terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
- Lapisan
terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis
2. vena
- Terletak di
dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
- Dinding
pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
- Tekanan
pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
- Terdapat katup
yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar
darah tak berbalik arah.
Terdiri dari :
- Vena cava
superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi
kanan jantung.
- Vena cava
inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan
jantung.
- Vena cava
pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung.
Peredaran darah
manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan
ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung
sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari :
Peredaran darah
panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran
darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung
lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa
melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
Peredaran darah
pendek/kecil/pulmonal
Adalah peredaran
darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung.
Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, di alveolusparu-paru darah tersebut bertukar dengan darah
yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung
melalui venapulmonalis.
Proses peredaran
darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah,
tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.
Pada kapiler
terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
a. Bila
spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari
pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
b. Bila
spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang
melalui kapiler tersebut akan berkurang.
Pada vena bila
otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada
jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah
mengalir hanya menuju ke jantung.
2.4
SISTEM
LIMFA
Sistem saluran
limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan
jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang
meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes dalam
ruang-ruang jaringan.
Hampir seluruh
jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan
secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain
bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer,
endomisium otot, dan tulang.
Limfe mirip
dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil. Kelenjar-kelenjar
limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di
dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam
salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa
saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Fungsi :
1. Mengembalikan
cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut
limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk
membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran
limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
4. Kelenjar
limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran
organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh.
5. Apabila
ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi
tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
Struktur
pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup
sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe
yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri
hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus
kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan
berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus)
dijumpai dalam vili usus kecil.
Kelenjar limfe
atau limfonodi
Limfonodi berbentuk
kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe.
Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit.
Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan
lipat paha.
Sebuah kelenjar
limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung
disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous, jaringan otot,
dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul
fibrous. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrous, yaitu
trabekulae, masuk ke dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan
diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih
atau limfosit.
Pembuluh limfe
aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan menuangkan isinya ke dalam
kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang
banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini
dikumpulkan pembuluh limfe eferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri
dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
Saluran limfe
Terdapat dua
batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang saluran kanan. Ductus
thoracicus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisterna khili di depan
vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan thorax
menyimpang ke sebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan
vena-vena besar di sebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya ke dalam
vena-vena itu.
Ductus thoracicus
mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang
menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang saluran kanan).
Ductus limfe
kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah
kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan
isinya ke dalam vena yang berada di sebelah bawah kanan leher.
Sewaktu suatu
infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada
pembengkakan kelenjar yang sakit atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan
atau jari kaki terkena infeksi.
2.5
FISIOLOGI
SISTEM KARDIOVASKULER
2.5.1 HEMODINAMIKA JANTUNG
Prinsip penting
yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekana
tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap
aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel.
Ketika otot berkontraksi darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode
dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan
menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri
terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh
darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah
secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke
antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena.
Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri
pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium kiri. Perbedaan tekanan dalam
sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi sitemik
karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.
2.5.2 ELEKTROFISIOLOGI
JANTUNG
Aktivitas
listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium
dan kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang
tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi
jantung.
Pada keadaan
istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat
perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan
bagian luar yang bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya
impuls listrik, mulailah fase depolarisasi. Permeabilitas membran sel berubah
dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian
dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi.sel
otot jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetengganya
mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi
listrik eksternal).depolarisasi sebuah sel sisrem hantaran khusus yang memadai
akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium.Repolarisasi
terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai
dengan relaksasi otot miokardium.
Setelah influks
natrium cepat ke dalam sel selama depolarisasi,permeabilitas membran sel
terhadap kalsium akan berubah,sehingga memungkinkan ambilan kalsium ke dalam
sel. Influks kalsium,yang terjadi selama fase plateau repolarisasi,jauh lebih
lambat dibandingkan natrium dan berlangsung lebih lama. Interaksi antara
perubahan voltase membran dan kontraksi otot di nbamkan kopling
elektromekanikal.
Otot
jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori
yang panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal
tersebut melindungi jantung dari kontraksi berkepanjangan (tetani),yang dapat
mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kopling
elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi
cairan interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada
gilirannya tergantung pada komposisi darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium
dapat mempengaruhi kontraksi serabut otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium
darah juga penting,karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal sel.
2.5.3 MEKANISME JANTUNG
SEBAGAI POMPA
1. Jantung
yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul
gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh
2. Pembuluh
darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung
ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung
3. Darah
yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa oksigen
dan nutrisi
Darah berjalan melalui sistim sirkulasi ke dan dari
jantung melalui 2 lengkung vaskuler (pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi
paru terdiri atas lengkung tertutup pembuluh darah yang mengangkut darah antara
jantung dan paru. Sirkulasi sistemik terdiri atas pembuluh darah yang
mengangkut darah antara jantung dan sistim organ.
Walaupun secara anatomis jantung adalah satu organ,
sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung
terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat ruang, bilik bagian
atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik bagian atas disebut dengan atrium
yang menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik bawah,
yaitu ventrikel yang berfungsi memompa darah dari jantung.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke
atrium disebut dengan vena, dan pembuluh yang mengangkut darah menjauhi
ventrikel dan menuju ke jaringan disebut dengan arteri. Kedua belahan jantung
dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu suatu partisi otot kontinu yang
mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat
penting karena separuh jantung janan menerima dan memompa darah beroksigen
rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi.
Perjalanan Darah dalam Sistim Sirkulasi
Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang
kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan
melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang masuk ke atrium
kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan
CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui
katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonaliske
paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke
sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2
segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melaluivena pulmonalis.
Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian
mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah
ke semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang
kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah
menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan
mendarahi berbagai jaringan tubuh.
Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ,
yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel
kiri tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah
arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan
mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam
prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau
produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2
dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu
siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah
yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi
jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang
dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.
Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan
dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki
tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh
karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah
yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume
darah yang sama ke dalam sistim dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot
jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi
kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap
yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung
satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak
sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup
terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.
Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV)
terletak di antara atrim dan ventrikel kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut
dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup sedangkan katup AV kiri
sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri atas dua
daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel
selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan
ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke
atrium ketika pengosongan ventrikel atau ventrikel sedang memompa.
Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan
katup pulmonalisterletak pada sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari
ventrikel. Keduanya disebut dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga
daun katup yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan-separuh. Katup
ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan dan kiri melebihi
tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan
mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan
tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup
yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.
Proses Mekanisme Siklus Jantung
Jantung secara berselang-seling berkontraksi untuk
mengosongkan isi jantung dan berelaksasi untuk mengisi darah. Siklus jantung
terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol
dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme
listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah
repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung.
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah
dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran-membran sel otot.
Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena jantung memiliki mekanisme
aliran listrik yang dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan
berelaksasi.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus
pacemaker yang terdapat di jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis
elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Gangguan terhadap kadar elektrolit
tersebut di dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran listrik jantung.
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung
menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan
tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat
dideteksi menggunakan alat khusus. Rekaman aliran listrik jantung disebut dengan
elektrokardiogram atau EKG. EKG adalah rekaman mengenai aktivitas listrik di
cairan tubuh yang dirangsang oleh aliran listrik jantung yang mencapai
permukaan tubuh. Jadi EKG bukanlah rekaman langsung aktivitas listrik jantung
yang sebenarnya.
Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat
dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat digunakan
untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan irama
jantung, serta kerusakan otot jantung. Hal ini disebabkan karena aktivitas
listrik akan memicu aktivitas mekanis sehingga kelainan pola listrik biasanya
akan disertai dengan kelainan mekanis atau otot jantung sendiri.
2.5.4 SISTEM
KONDUKSI
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang
menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang
khusus,yaitu :
1. Otomatisasi,kemampuan
untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2. Irama,kemampuan
membentuk impuls yang teratur.
3. Daya
konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.
4. Daya
rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara
spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan
melalui system hantaran untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan
kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke nodus AV,sampai ke
serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial
(SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal
melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung lain
dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai
pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus
atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,
potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi
mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari
potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan
memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau
potensial aksi sekaligus,ke jaringan konduksi ventrikular, memungkinkan
kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga
memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke
dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikular ke cabang
berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke
jaringan miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan
penghantar 3-7 kali lebih cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka
berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati kontraksi simultan dari
semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya penyatuan kerja pompa
maksimal.
2.5.5 PEMBULUH ARTERI,
VENA, DAN SISTEM KAPILER
Pembuluh darah
arteri atau nadi.
Pembuluh darah
arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding
tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan
aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh
arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang
betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian
tubuh menuju ke paru-paru.
Pembuluh darah
vena atau balik
Pembuluh darah
vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat
tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang
berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh
balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
Pembuluh darah
kapiler
Pembuluh darah
kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan
pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter
dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.
2.6
TEKANAN
DARAH
Tekanan darah
adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. tekanan ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, dan
volume, laju serta kekentalan (viskositas darah). Tekanan darah terjadi akibat
fenomenal siklis. tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan
disebut tekanan sistolik. tekanan diastolic adalah tekanan terendah, yang
terjadi saat jantung beristirahat. tekanan darah biasanya digambarkan sebagai
rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa
normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. rata- rata tekanan darah normal
biasanya 120/80.
System regulasi
pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem endokrin/hormon, dan indra.
Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi perubahan, sedangkan sistem hormon
bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.
Sistem saraf
terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan sel, inti
sel, akson, dendrit, selubung myelin, sel Schwann, dan nodus ranvier. Sel saraf
yang berfungsi menerima rangsang (reseptor) disebut saraf sensori. Sel saraf
yang membawa rangsang dari otak menuju ke efektor disebut saraf motori.
Sedangkan sel saraf yang menghubungkan neuron sensori dan neuron motori disebut
neuron intermediat.
Penghantaran
impuls pada sel saraf dapat terjadi melalui dua cara, yaitu melalui perubahan
muatan listrik pada sel saraf dan melalui sinapsis gerakan ada manusia dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Pada gerak biasa,
rangsang melalui jalur neuron sensori-interneuron-otak-neuron
motori-efektor.sedangkan gerak refleks tidak melalui otak tetapi melalui sumsum
tulang belakang.
Sistem saraf
dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri
dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak besar
(serebru), otak kecil (serebelum), jembatan varol, dan medulla oblongata
(sumsum lanjutan). Setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam
mengatur kerja tubuh. Otak besar berfungsi sebagai pusat kesadaran, kecerdasan,
ingatan, kenisfan, dan interpretasi kesan. Otak kecil sebagai pusat
keseimbangan dan koordinasi motorik/gerakan. Medulla oblongata berfungsi untuk
mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernafasan, sekresi ludah,
menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
Sistem saraf
tepi merupakan sistem saraf yang berasak dari saraf-saraf yang keluar dari otak
dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf
simpatetik dan parasimpatetik. Kerja kedua sistem saraf ini selalu berlawanan
antagonis).
Sistem endokrin
(hormon) pada manusia terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin, yang terdiri
dari kelenjar hipofisis, pineal, hipotalamus, tiroid, paratiroid, timus,
adrenal, pancreas, dan kelamin (testis dan ovarium).
Alat indra pada
manusia ada lima macam, yaitu indra penglihat (mata), pencium (hidung),
pendengar (telinga), pengecap (lidah), peraba dan perasa (kulit).
Reseptor pada
mata disebut sel konus (kerucut) dan sel basilus (batang). Reseptor pada rongga
hidung adalah sel-sel olfaktori. Reseptor pada teminga adalah organ korti.
Reseptor pada lidah adalah tunas-tunas pengecap. Reseptor pada kulit adalah
korpuskula pacini, ujung saraf ruffini, ujung saraf Krause, dan korpuskula
meissner.
Pemakaian
narkotika dapat mengganggu kerja sistem saraf. Narkoba dapat digolongkan
menjadi stimulan (perangsang, seperti amfetamin dan kokain), depresan (penenag,
seperti barbiturat, opium, morfin), dan halusinogen (mempegaruhi persepsi
penglihatan dan pendengaran subjek dan juga peningkatan respon emosional.Sistem
Regulasi
System regulasi
pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem endokrin/hormon, dan indra.
Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi perubahan, sedangkan sistem hormon
bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.
Sistem saraf
terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan sel, inti
sel, akson, dendrit, selubung myelin, sel Schwann, dan nodus ranvier. Sel saraf
yang berfungsi menerima rangsang (reseptor) disebut saraf sensori. Sel saraf
yang membawa rangsang dari otak menuju ke efektor disebut saraf motori.
Sedangkan sel saraf yang menghubungkan neuron sensori dan neuron motori disebut
neuron intermediat.
Penghantaran
impuls pada sel saraf dapat terjadi melalui dua cara, yaitu melalui perubahan
muatan listrik pada sel saraf dan melalui sinapsis gerakan ada manusia dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Pada gerak biasa,
rangsang melalui jalur neuron sensori-interneuron-otak-neuron
motori-efektor.sedangkan gerak refleks tidak melalui otak tetapi melalui sumsum
tulang belakang.
Sistem saraf
dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak besar
(serebru), otak kecil (serebelum), jembatan varol, dan medulla oblongata
(sumsum lanjutan). Setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam
mengatur kerja tubuh. Otak besar berfungsi sebagai pusat kesadaran, kecerdasan,
ingatan, kenisfan, dan interpretasi kesan. Otak kecil sebagai pusat
keseimbangan dan koordinasi motor/gerakan. Medulla oblongata berfungsi untuk
mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernafasan, sekresi ludah,
menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
Sistem saraf
tepi merupakan sistem saraf yang berasak dari saraf-saraf yang keluar dari otak
dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf
simpatetik dan parasimpatetik. Kerja kedua sistem saraf ini selalu berlawanan
antagonis).
Sistem endokrin
(hormon) pada manusia terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin, yang terdiri
dari kelenjar hipofisis, pineal, hipotalamus, tiroid, paratiroid, timus,
adrenal, pancreas, dan kelamin (testis dan ovarium).
Alat indra pada
manusia ada lima macam, yaitu indra penglihat (mata), pencium (hidung),
pendengar (telinga), pengecap (lidah), peraba dan perasa (kulit).
Reseptor pada
mata disebut sel konus (kerucut) dan sel basilus (batang). Reseptor pada rongga
hidung adalah sel-sel olfaktori. Reseptor pada teminga adalah organ korti.
Reseptor pada lidah adalah tunas-tunas pengecap. Reseptor pada kulit adalah
korpuskula pacini, ujung saraf ruffini, ujung saraf Krause, dan korpuskula
meissner.
2.7
BIOFISIKA
2.7.1 LISTRIK JANTUNG
Aliran arus
listrik dari masa sinsitium otot jantung
Sebelum masa
sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu bermuatan
positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu daerah sinsitium
jantung terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut otot
yang mengalami depolarisasi sehingga daerah permukaan ini menjadi
elektronegatif. Karena proses depolarisasi menyebar kesegala arah melalui
jantung,perbedaan potensial yang tampak hanya menetap selama seperbeberapa ribu
detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat dilakukan dengan alat
perekam yang berkecepatan tinggi.
Aliran arus
listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru)
Walaupun
sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga menghantarkan arus
listrik yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain yang
terletak di sekeliling jantung juga dapat menghantarkan arus listrik dengan
mudah. Oleh karena itu,sebenarnya jantung terendam did lam media yang
konduktif. Bila satu bagian ventrikal
mengalami depolarisasi maka daerah itu akan menjadi elektronegatif di
bandingkan bagian lainnya. Aliran listrik akan mengalir dari daerah yang
terdepolarisasi menuju ke daerah yang terpolarisasi melalui jalur melingkar
yang besar.
Impuls jantung
mula-muloa akan sampai di bagian septum ventrikal dan selanjutnya segera
menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya. Keadaan ini akan
menyebabkan kenegatifan di bagian dalam ventrikel,sedangkan di bagian luar
dinding ventrikel akan mengalami kepositifan,dengan arus listrik akan mengalir
melalui cairan yang terdapat di sekeliling ventrikael menurut jalur elips.
Dengan kata lain arus listik rata-rata dengan kenegatifan akan mengalir kebasal
jantung dan arus listrik rata-rata dengan kepositifan akan mengalir ke bagian
apeks.
Selama
berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi,arus juga tetap mengalir
menurut arah penyebaran yang sama,sementara depolarisasi menyebar dari
permukaan endokardium keluar melalui masa otot ventrikel.Kemudian,sesaat
sebelum proses depolarisasi selesai melintasi ventrikel,selama kira-kira 0,01
detik,rata-rata aliran arus listrik ini akan terbalik,yakni akan mengalir dari
apeks ventrikel menuju ke bagian basal,sebab bagian ja ntung yang paling akhir
terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan basal
jantung.
Jadi pada
ventrikel jantung yang normal,selama hampir seluruh siklus depolarisasi,arus
mengalir dari negative ke positif,terutama dari arah basal jantung menuju ke
apeks kecuali pada bagian akhir dari proses depolarisasi.
2.8
BIOKIMIA
2.8.1 STRUKTUR DAN
FUNGSI ENZIM
Analisa enzim
jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang meliputi
riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard. Enzim
dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan
enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun
berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel
mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim
bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran
darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan peningkatan
kadar dalam darah.
Karena enzim
yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda setelah infark
miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan
waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan
isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa
infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat
dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang
datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya
pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.
Struktur Enzim
Enzim umumnya
merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam amino pada
monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500 residu
pada asam lemak sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang
paling umum merupakanribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun
ribozim. Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur
kuaterner). Walaupun struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas
enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit.
Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian kecil asam
amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam katalisis.
Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan
kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat
mengandung tapak yang mengikat kofaktor yang diperlukan untuk katalisis.
Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk molekul kecil, yang sering kali
merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari reaksi yang dikatalisasi.
Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim. Dengan
demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
Sama seperti
protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang melipat.
Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat
kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama
dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi
(yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun
denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat
reversibel maupun ireversibel.
Kespesifikan
Enzim biasanya
sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan mauapun terhadap substrat
yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik
hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap
kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkatstereospesifisitas,
regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.
Beberapa enzim
yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian
dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem
pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada
langkah pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua.
Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap
100 juta reaksi pada polimerase mamalia. Mekanisme yang sama juga dapat
ditemukan pada RNA polimerase, aminoasil tRNA sintetase dan ribosom.
Beberapa enzim
yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak
pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat
yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini
sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.
Model “ lock
& key ”
Enzim sangatlah
spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini dikarenakan
baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal ini
sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini
menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan
transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan
model ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.
2.8.2
APOPTOSIS, INJURY SEL DAN ADAPTASI SEL
Apoptosis (dari
bahasa Yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”) adalah mekanisme biologi yang
merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis berbeda dengan
nekrosis.Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat
menguntungkan bagi tubuh. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah
pemisahan jari pada embrio.Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di
antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.Bila
sel kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut dapat membelah
secara tak terbatas dan akhirnya menjadi kanker.
Apoptosis
memiliki ciri morfologis yang khas seperti blebbingmembran plasma, pengerutan
sel, kondensasi kromatin dan fragmentasiDNA,dan dimulai dengan enzim kaspase
dari kelompok sisteina proteasemembentuk kompleks aktivasi protease multi
sub-unit yang disebutapoptosom. Apoptosom disintesis di dalam sitoplasma
setelah terjadi peningkatan permeabilitas membran mitokondria sisi luar dan
pelepasansitokrom c ke dalam sitoplasma,setelah terjadi interaksi antara
membran ganda sardiolipin mitokondria dengan fosfolipid anionik yang memicu
aktivitas peroksidase. Apoptosom merupakan kompleks protein yang terdiri dari
sitokrom c, Apaf-1 dan prokaspase-9.
Fungsi apoptosis
:
1. Berhubungan
dengan kerusakan sel atau infeksi. Dimana terjadinya apoptosis ketika sel
mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Keputusan untuk
melakukan apoptosis berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan yang
mengelilinginya, atau dari sel yang berasal darisistem imun.
2. Sebagai
respon stress atau kerusakan DNA
Kondisi yang
mengakibatkan sel mengalami stress, misalnya kelaparan, atau kerusakan DNA
akibat racun atau paparan terhadap ultraviolet atau radiasi (misalnya radiasi
gamma atau sinar X), dapat menyebabkan sel memulai proses apoptosis
1. Sebagai upaya menjaga kestabilan
jumlah sel
2. Sebagai bagian dari pertumbuhan
3. Regulasi sistem imun
Sel B dan Sel T
merupakan pelaku utama pertahanan tubuh terhadap zat asing yang dapat
menginfeksi tubuh. “Sel T pembunuh” (killer T cells) menjadi aktif saat
terpapar potongan-potongan protein yang tidak sempurna (misalnya karena
mutasi), atau terpapar antigen asing karena adanya infeksi virus. Setelah sel T
menjadi aktif, sel-sel tersebut bermigrasi keluar dari lymph node, menemukan
dan mengenali sel-sel yang tidak sempurna atau terinfeksi, dan membuat sel-sel
tersebut melakukan kematian sel terprogram
Proses apoptosis
secara morfologi :
Sel yang
mengalami apoptosis menunjukkan morfologi unik yang dapat dilihat menggunakan
mikroskop
1.
Sel terlihat membulat.
Hal itu terjadi karena struktur protein yang menyusuncytoskeleton mengalami
pemotongan oleh peptidase yang dikenal sebagaicaspase. Caspase diaktivasi oleh
mekanisme sel itu sendiri.
2.
Kromatin mengalami
degradasi awal dan kondensasi.
3.
Kromatin mengalami
kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-potongan padat pada membran
inti.
4.
Membran inti
terbelah-belah dan DNA yang berada didalamnya terpotong-potong.
5.
Lapisan dalam dari
membran sel, yaitu lapisan lipid fosfatidilserina akan mencuat keluar dan
dikenali oleh fagosit, dan kemudian sel mengalamifagositosis, atau
6.
Sel pecah menjadi
beberapa bagian yang disebut badan apoptosis, yang kemudian difagositosis.
2.8.3
NEKROSIS
SEL
Nekrosis
merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma (misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera
mekanis), di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang
dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Stimulus yang
terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel akan
menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu lagi mengompensasi tuntutan
perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya
enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya
peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya
mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.
Nekrosis
biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena
stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian
sel yang sudah terprogram di mana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel
akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri
(bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.
Macam – Macam
Nekrosis
1. Nekrosis koagulatif
2. Nekrosis likuefaktif
3. Nekrosis kaseosa
4. Nekrosis lemak
5. Nekrosis fibrinoid
6. Nekrosis gangrenosa
Definisi
Nekrosis Liquefaktif
Nekrosis
liquefaktif merupakan salah satu tipe nekrosis yang termasuk bakteri fokal atau
infeksi jamur. Sebagai akibat autolisis atau heterolisis terutama khas pada
infeksi fokal kuman, karena kuman memiliki rangsangan kuat pengumpulan sel darah
putih. Salah satu contoh nekrosis liquefaktif ditunjukkan dengan kematian sel
hipoksia pada sistem saraf pusat. Apapun patogenesisnya, liquefaktif pada
hakikatnya mencerna bangkai kematian sel dan sering meninggalkan cacat jaringan
yang diisi leukosit imidran dan menimbulkan abses. Materialnya berwarna kuning
krem. Biasanya terdapat pada abses pada otak.
Mekanisme
Nekrosis Liquefaktif.
Dua proses
penting yang menunjukkan perubahan nekrosis adalah pencernaan sel oleh enzim
dan denaturasi protein.
Proses nekrosis:
Pencernaan enzym
katalitik dari lisosom yang mati (autolisis) atau dari lisosom leukosit imigran
(heterolisis) menyebabkan terbentuknya nekrosis liquefaktif dilanjutkan dengan terjadinya denaturasi
protein yang menyebabkan nekrosis koagulatif. Perubahan morfologis dari
nekrosis liquefaktif sampai nekrosis koagulatif memerlukan waktu
BAB III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Sistem
kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam
proses metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi yang
berfungsi untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh
tubuh
3.2
SARAN
Dengan
mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami serta menjelaskan
mengenai anatomi jantung, fisiologi jantung, biofisika jantung serta biokimia
jantung sehingga dapat diterapkan dalam memberikan perawatan dengan tepat dan
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaifuddin.2011.Anatomi
Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi
4.Jakarta: EGC
Ganong William F,MD.2008.Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22.Jakarta: EGC
http://www.scribd.com/doc/40068553/Fisiologi-Sistem-Kardiovaskuler
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh
manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta
Penerbit:
Salemba Medika.
Muttaqin,Arif.2009.
Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. . Jakarta.
Penerbit: Salemba Medika
Comments
Post a Comment