Skip to main content

cara membuat warna kulit menjadi cerah secara cepat dan alami.

Memperoleh warna kulit cerah, sebenarnya tidaklah sulit. Salah satunya bisa dengan memanfaatkan putih telur yang dicampur dengan air perasan lemon. So, bagaimana cara membuat masker putih telur untuk mencerahkan warna kulit wajah? Sontek panduannya berikut ini yuk!

Bahan-bahan

2 butir telur, ambil dan gunakan bagian putihnya saja
2 sendok teh air perasan lemon
2 sendok makan minyak zaitun
Air mawar secukupnya

Cara aplikasi masker

1. Tuang 2 putih telur dalam satu wadah mangkuk;
2. Campurkan dengan air perasan lemon dan minyak zaitun;
3. Ambil sebuah garpu, kocok merata hingga semua bahan tercampur;
4. Taruh di lemari pendingin selama 30 menit;
5. Sementara menunggu putih telur dingin, bersihkan wajah dengan menyapukan kapas yang sudah dibasahi dengan air mawar;
6. Setelah putih telur sudah dingin, sapukan ke area wajah secara merata dengan bantuan kuas make-up yang sebelumnya sudah dibersihkan;
7. Sapukan satu lapis, tunggu 5 menit, lalu sapukan lagi lapisan kedua hingga masker benar-benar habis;
8. Diamkan sesaat, tunggu hingga masker benar-benar kering seluruhnya;
9. Lepaskan lapisan masker dengan cara menarik masker dengan arah dari bawah ke atas;
10. Bilas bersih wajah dengan air dingin;
11. Oleskan pelembap yang biasa digunakan.

Tips
Untuk hasil ideal, lakukan ritual masker putih telur ini rutin dua kali dalam seminggu. Demikian seperti disitat Thebeautymadness.

Comments

Popular posts from this blog

TINGKATAN THEORY KEPERAWATAN, (META-THEORY, GRAND-THEORY, MIDDLE RANGE TEORY, MICRO THEORY)

Struktur Hirarki Ilmu Keperawatan Struktur hirarki ilmu keperawatan dibedakan atas 5 komponen dari ilmu keperawatan menurut tingkat abstraksinya. Hirarki terdiri dari komponen-komponen yang bersifat menyeluruh di dalam namun juga menjadi bagian dari yang lebih besar tersebut. Pada kasus ini   keseluruhan yang terbesar adalah Ilmu Keperawatan. Dengan demikian, setiap komponen dari ilmu keperawatan adalah keseluruhan yang utuh tetapi juga bagian dari yang terbesar. Berdasarkan figure 1 di atas 5 komponen hirarki dari ilmu keperawatan adalah metaparadigma, filosofi, model konseptual, teori, dan indikator empiris.  Seperti pada  figur 1  di  atas diperlihatkan komponen yang  paling  abstrak adalah metaparadigma dan  yang paling  konkrit adalah indikator empiris. Metaparadigma Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global yang mengidentifikasi fenomena dari minat sentral dari suatu disiplin, dalil global yang menggambarkan konsep, dan dalil global yang menyatakan hubungan an

makalah penyakit DHF (Dengue haemoragic fever)

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Menurut data WHO (2014) penyakit DBD pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar ke berbagai Negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara,dan Pasif

implementasi keperawatan, tahap-tahap implementasi keperawatan

BAB II PEMBAHASAN A.      PENGERTIAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari prilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asukahan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak lingkungan keperawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian. Sebagai contoh, implementasi segera diperlukan ketika perawat mengidentifikasi kebutuhan klien yang mendesak, dalam situasi seperti henti jantung, kemtian mendadak dari orang yang dicintai, atau kehilangan rumah akibat kebakaran. Implamentasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, da