Skip to main content

ternyata ini bahaya minum air dingin atau es. wajib baca!!

Dilansir dari The Health Site, ada beberapa alasan mengapa Anda tidak boleh minum air es atau air dingin.

1. Mengganggu pencernaan
Minum air es atau air dingin menghambat proses pencernaan makanan karena menyebabkan pembuluh darah mengerut.

Hal ini bisa memperlambat proses pencernaan. Makanan tidak dicerna dengan baik sehingga nutrisi yang terkandung pada makanan akan hilang atau tidak diserap tubuh.

2. Menghilangkan nutrisi
Suhu tubuh normal adalah 37 derajat celsius. Ketika Anda minum sesuatu pada suhu yang sangat rendah, tubuh harus mengeluarkan energi untuk mengatur suhu secara normal.

Energi yang dihabiskan ini digunakan untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi. Efek tersebut membuat tubuh kekurangan nutrisi.

3. Berisiko terkena sakit tenggorokan
Minum air dingin bisa menyebabkan penumpukan mukosa atau lapisan pelindung saluran pernapasan. Saat lapisan ini memuat banyak aliran darah, saluran pernapasan terpapar dan rentan kena berbagai infeksi. Oleh karena itu, kemungkinan batuk tenggorokan pun menjadi sangat tinggi.

4. Menurunkan detak jantung
Minum air es atau air dingin menurunkan detak jantung. Studi telah menunjukkan, minum air es merangsang saraf vagus.

Saraf vagus adalah saraf kranial ke-10, yang berperan penting pada sistem saraf otonom tubuh untuk mengendalikan tindakan tubuh secara responsif.

Saraf vagus memengaruhi penurunan detak jantung. Ketika Anda minum air es atau air dingin, suhu rendah air tersebut akan menstimulus ke saraf, yang menyebabkan denyut jantung turun.

Comments

Popular posts from this blog

TINGKATAN THEORY KEPERAWATAN, (META-THEORY, GRAND-THEORY, MIDDLE RANGE TEORY, MICRO THEORY)

Struktur Hirarki Ilmu Keperawatan Struktur hirarki ilmu keperawatan dibedakan atas 5 komponen dari ilmu keperawatan menurut tingkat abstraksinya. Hirarki terdiri dari komponen-komponen yang bersifat menyeluruh di dalam namun juga menjadi bagian dari yang lebih besar tersebut. Pada kasus ini   keseluruhan yang terbesar adalah Ilmu Keperawatan. Dengan demikian, setiap komponen dari ilmu keperawatan adalah keseluruhan yang utuh tetapi juga bagian dari yang terbesar. Berdasarkan figure 1 di atas 5 komponen hirarki dari ilmu keperawatan adalah metaparadigma, filosofi, model konseptual, teori, dan indikator empiris.  Seperti pada  figur 1  di  atas diperlihatkan komponen yang  paling  abstrak adalah metaparadigma dan  yang paling  konkrit adalah indikator empiris. Metaparadigma Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global yang mengidentifikasi fenomena dari minat sentral dari suatu disiplin, dalil global yang menggambarkan konsep, dan dalil global yang menyatakan hubungan an

makalah penyakit DHF (Dengue haemoragic fever)

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Menurut data WHO (2014) penyakit DBD pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar ke berbagai Negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara,dan Pasif

implementasi keperawatan, tahap-tahap implementasi keperawatan

BAB II PEMBAHASAN A.      PENGERTIAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari prilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asukahan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak lingkungan keperawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian. Sebagai contoh, implementasi segera diperlukan ketika perawat mengidentifikasi kebutuhan klien yang mendesak, dalam situasi seperti henti jantung, kemtian mendadak dari orang yang dicintai, atau kehilangan rumah akibat kebakaran. Implamentasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, da