Skip to main content

materi kumunikasi dalam keperawatan, bentuk bentuk komunikasi


A.    PENGERTIAN KOMUNIKASI.
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau informasi, penerusan makna atau arti. Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses penyampaian penyampaian informasi, makna atau pemahaman dari pengirim kepada penerima.
Dalam keperawatan komunikasi merupakan alat bagi perawat untuk mempengaruhi tingkah laku klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

B.     KOMPONEN KOMUNIKASI.
Unit dasar komunikasi terdiri dari seorang pengirim, seorang penerima dan sebuah pesan dalam konteks tertentu. Komunikasi mempunya beberapa komponen yaitu.
a.       Komunikator.
Merupakan penyampai/orang yang menyampaikan informasi kepada penerima informasi.
b.      Komunikan.
Merupakan orang/yang menerima informasi dari orang yang menyampaikan informasi.
c.       Pesan.
Merupakan gagasan, pendapat, stimulus, fakta, informasi yang akan diterima oleh komunikan
d.      Media.
Merupakan saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan/informasi. Misalnya komunikasi lewat handphone, kertas dalam bentuk tulisan/surat.
e.       Feed back.
Merupakan umpan balik/tanggapan dari komunikan kepada komunikator.



C.     BENTUK KOMUNIKASI.
1.      Komunikasi intrapersonal.
Komunikasi intrapersonal ini yang terjadi dalam diri individu sendiri. Komunikasi ini dapat membantu seseorang tetep sadar akan kejadian sekitarnya. Komunikasi ini adalah komunikasi yang dilakukan pada diri sendiri. Contohnya komunikasi ini adalah merenung, berdoa, menyesali kesalahan dan lain sebagainya.
2.      Komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang secara bertatap muka maupun dengan menggunakan alat komunikasi seperi handphone misalnya. Contoh dari komuniakasi ini adalah bercakap dengan teman, bercakap dengan guru dan lain sebagainya.
3.      Komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah interaksi yang terjadi dalam kelompok besar, seperti ceramah yang diberikan kepada seluruh mahasiswa, kampanye dan lain sebagainya.

D.    TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI.
a.       Tujuan.
-          Menetapkan dan menyebarluaskan informasi
-          Supaya yang disampaikan komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan.
-          Menjelaskan perilaku seseorang maupun prilaku diri sendiri.
-          Menyelesaikan suatu masalah atau persoalan.
-          Berhubungan dengan orang lain.
-          Menurunkan ketegangan dan penyelesaian konflik.
-          Mencapai suatu tujuan
-          Dan lain-lain.
b.      Fungsi.
-          Pembentukan konsep diri

E.     JENIS-JENIS KOMUNIKASI.
a.       Komunikasi Intrapribadi.
Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari ataupun tidak. Misalnya berpikir.
b.      Komunikasi Antarpribadi.
Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antara dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun non verbal berlangsung secara langsung.
c.       Komunikasi kelompok (kecil)
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunya tujuan bersama, yang berinteraksi satu dengan yang lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
d.      Komunikasi Publik.
Adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan seluruh/sejumlah orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi meliputi ceramah, pidato, dan lain sebagainya.
e.       Komunikasi Organisasi.
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal. Dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diatik, komunikasi antar pribadi, dan komunikasi public tergantung kebutuhannya.
f.       Komunikasi Massa.
Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonym, dan heterogen. Dan pesan yang disampaikan bersifat umum.

F.      KOMUNIKASI VERBAL.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui kat-kata, bicara ataupun tertulis. Komunikasi ini memerlukan fungsi fisiologis dan mekanisme kognitif yang akan menghasilkan bicara. Meskipun yang paling mempengaruhi komunikasi adalah Bahasa non verbal.
Ellis dan nowlis 1994 menyatakan beberapa hal yang penting dalam berkomunikasi verbal.
-          Penggunaan Bahasa
Penggunaan Bahasa perlu mempertimbangkan pendidikan seseorang, tingkat pengalaman dan kemahiran dalam berbahasa. Penggunaan Bahasa juga memerlukan kejelasan, keringkasan, dan kesederhanaan.
-          Kecepatan.
Kecepatan akan mempengaruhi komunikasi verbal. Seseorang yang dalam keadaan cemas atau sibuk biasanya akan lupa untuk berhenti berbicara sehingga bicara yang dilakukan juga cepat nah ini akan mempengaruhi proses daripada komunikasi sendiri.
-          Voice tune.
Menunjukan gaya dari ekspresi yang digunakan dalam bicara dan dapat merubah arti dari kata. Pengaruh dari bicara dengan suara keras akan berbeda dengan suara yang lembut/lemah.

G.    KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi Non Verbal merupakan komunikasi yang tidak melibatkan bicara dan tulisan, melainkan lebih banyak menggunakan bahsa tubuh.
Adapun tujuan dari komunikasi non verbal menurut Stuart dan sundeen 1995 adalah
-          Mengekspresikan emosi.
-          Mengekspresikan tingkah laku interpersonal.
-          Membangun, mengembangkan, dan memelihara interaksi social.
-          Menunjukan diri.
-          Terlibat dalam ritual.
-          Mendukung komunikasi verbal.

Comments

Popular posts from this blog

TINGKATAN THEORY KEPERAWATAN, (META-THEORY, GRAND-THEORY, MIDDLE RANGE TEORY, MICRO THEORY)

Struktur Hirarki Ilmu Keperawatan Struktur hirarki ilmu keperawatan dibedakan atas 5 komponen dari ilmu keperawatan menurut tingkat abstraksinya. Hirarki terdiri dari komponen-komponen yang bersifat menyeluruh di dalam namun juga menjadi bagian dari yang lebih besar tersebut. Pada kasus ini   keseluruhan yang terbesar adalah Ilmu Keperawatan. Dengan demikian, setiap komponen dari ilmu keperawatan adalah keseluruhan yang utuh tetapi juga bagian dari yang terbesar. Berdasarkan figure 1 di atas 5 komponen hirarki dari ilmu keperawatan adalah metaparadigma, filosofi, model konseptual, teori, dan indikator empiris.  Seperti pada  figur 1  di  atas diperlihatkan komponen yang  paling  abstrak adalah metaparadigma dan  yang paling  konkrit adalah indikator empiris. Metaparadigma Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global yang mengidentifikasi fenomena dari minat sentral dari suatu disiplin, dalil global yang menggambarkan konsep, dan dalil global yang menyatakan hubungan an

makalah penyakit DHF (Dengue haemoragic fever)

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Menurut data WHO (2014) penyakit DBD pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar ke berbagai Negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara,dan Pasif

implementasi keperawatan, tahap-tahap implementasi keperawatan

BAB II PEMBAHASAN A.      PENGERTIAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari prilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asukahan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak lingkungan keperawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian. Sebagai contoh, implementasi segera diperlukan ketika perawat mengidentifikasi kebutuhan klien yang mendesak, dalam situasi seperti henti jantung, kemtian mendadak dari orang yang dicintai, atau kehilangan rumah akibat kebakaran. Implamentasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, da