Skip to main content

sistem reproduksi


SIATEM REPRODUKSI
A.     Sistem Reproduksi Pria
Organ reproduksi luar
1.      Penis (zakar)
Penis terdiri dari:
a.       akar (menempel pada didnding perut)
b.      badan (merupakan bagian tengah dari penis)
c.       glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar gland penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
Penis pria berbentuk batang dan merupakan organ untuk senggama bagi pria yang berfungsi untuk menyalurkan cairan mani (semen) yang  mengandung  sel-sel spermatozoa ke dalam  vagina wanita. Penis  terdiri atas jaringan  otot. Jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh darah dan jaringan saraf. Penis  digantung  dibagian tengahnya oleh ligamen suspensorium penis ke arah  simpis pubis  dan pangkalnya  disebut  bulbopenis melekat  otot-otot  serta ligamen yang menghubungkannya  dengan otot pantat  di dekat  anus. Penis  yang berada  diluar tubuh, pada  bagian luarnya  melekat  kulit  yang elastis, hanya  bagian ujung  penis  (gland penis ). Kulit ini  tidak melekat  dan ujungnya  berlubang. Sehingga bisa dilipat  ke belakang. Selubung  ini di sebut  Preputium. Rangsang seksual  akan menimbulkan  impuls saraf  parasimfatis yang efeknya  akan melebarkan ( dilatasi) arteri  penis  dan  pada saat  yang sama  akan  mengecilkan  (kontriksi) vena  penis. Akibatnya akan terjadi  pengisian  jaringan  erektil  yang berada  di antara  ke dua pembuluh  darah tersebut  dengan aliran  darah  bertekanan  tinggi  sampai  penuh  dan hal  ini  menyebabkan  penis  menjadi ereksi.
2.      Skrotum (kantung buah pelir )
Merupakan  dua buah kantung tempat  testis disimpan  yang berada  di bawah  batang penis. Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

Organ reproduksi dalam
1.      Testis
Lokasi testes berada pada skrotum yang memiliki lingkungan suhu lebih rendah beberapa derajat daripada suhu tubuh. Pada kasus cryptorchidism (testes yang masih ada di rongga peritoneum, tidak turun ke skrotum), lingkungan testes menjadi lebih panas yang mengakibatkan tidak dapat menghasilkan sperma yang viabilitasnya baik, karena sperma sangat sensitif terhadap suhu. Sel Leydig di testes memproduksi hormon testosteron dengan distimulasi oleh hormon LH.
Testis berjumlah 2 buah  yang berfungsi  sebagai penghasil  spematozoa  dan hormon testoteron. Untuk memproduksi  sperma diperlukan  suhu  yang sedikit  lebih rendah  dari suhu  tubuh. Karena menjelang  kelahiran  testis  turun  dari rongga  tubuh (abdomen) menuju  scrotum  melalui  canalis inguinalis. Scorotum dapat menjaga testes. Jika suhu dingin scrotum  akan mengkerut  sehingga  testis  akan lebih  hangat, dan jika  suhu  terlalu panas  scrotum  akan mengembang. Suhu  rata-rata  testes  di dalam  scrotum  2,2 derajat celcius. Di dalam testes  terdapat  saluran  halus  yang disebut  saluran  penghasil  sperma  (tubulus seminiferus)  tempat  terjadinya proses spermatogenesis. Dinding  sebelah dalam saluran  tersebut  terdiri dari jaringan epitelium dari jaringan ikat. Di jaringan epitelium terdapat;
a.       Sel induk  sperma  (spermatogonium), yaitu calon sperma
b.      Sel Sartoli  yang berfungsi  memberi makan pada sperma
c.       Sel Leydig yang berfungsi  menghasilkan  hormon  testoteron
2.      Vas eferentia
Saluran  ini berjumlah  10-15 buah yang akan membawa spermatozoa dari testes menuju epididymis
3.      Epididimis
Berjumlah 2 buah, di dalam  scrotum kiri dan kanan. Saluran ini berfungsi  untuk  proses  pematangan spermatozoa, sehingga  dapat bergerak  dengan  flagelnya (bersifat motil), serta  memberikan  nutrisi  pada spematozoa  dalam perjalannya  menuju  vas diferentia. Saluran  epididimis   bentuknya  berkelok-kelok  rapat sekali  yang  panjangnya  20 kaki ( ± 6 meter).
4.      Vas diferentia
Berjumlah 2 buah di sebelah kiri dan kanan. Panjangnya ± 45 cm, seperempatnya berada dalam scrotum. Vas diferentia ke  luar dari  scrotum bersama-sama pembuluh  darah, pembuluh limfe  dan serabur saraf  membentruk satu  berkas  yang disebut  funiculus spermaticus (talimani), dan melalui canalis inguinalis masuk  ke rongga  tubuh (abdomen). Spermatozoa yang telah matang  mampu bergerak  2-4 mm per menit, dan sepanjang  vas eferentia  ditempuhnya dalam waktu 21 hari barulah  sampai di ampula  yang  telah matang  mampu  bergerak  2-4  mm per menit, dan  sepanjang vas eferentia  ditempuhnya  dalam waktu  21 hari barulah  sampai di amula  di dalam  ampula  yang merupakan pelebaran  dari vas  eferentia,  spermatozoa  beristirahat  serta memulihkan  tenaganya  dengan nutrisi fruktosa daan zat gisi lain yang terkandung  dalam sekrit  kelenjar vesica seminalis yang ductusnya bermuara dalam ampula.
5.      Ductus  Ejukulatus
Berjumlah 2 buah. Berfungsi untuk menyalurkan sperma  saat ejakulasi ke dalam saluran  uretra. Ke dua saluran  ini ujung  bersatu dan bermuara di uretra  tepat dibawah  kelenjar prostat.
6.      Saluran Uretra
Berjumlah 1 buah. Berfungsi untuk menyalurkan semen  dan saluran  urine. Saluran ini terletak dalam batang penis di bagain bawah  di kelilingi  oleh korpus spogiosum.
Kelenjar kelamin pria
1.      Vesicula Seminalis
Merupakan sepasang kelenjar yang terletak diantara kantong kemik dengan rectum. Masing-masing  kelenjar ini panjangnya 5 cm.  Komposisi sekrit kelenjar  ini terdiri dari fruktosa dan zat gizi lain khususnya vitamin C, Prostagladin, flavinx, fosforilkolin dan ergotionein. Prostagladin memiliki fungsi membantu mengencerkan  lendir  pekat  yang menutupi  lubang  di leher  rahim,  agar mudah  diterobos  oleh gerakan  spermatozoa, menyebabkan kontraksi  otot secara  ritmis dan  serentak  dalam vagina, uterus, serta tuba fallopi ke arah  dalam (menimbulkan  daya sedot). Keadaan  ini terjadi pada waktu  wanita mengalami  orgamus, yang mampu meningkatkan  pergerakan  spermatozoa beberapa kali  lipat.  Fibrinogen berfungsi  untuk mengumpulkan  cairan semen sehingga dapat disemprotkan  lebih jauh  pada waktu  ejakulasi. Sekrit  kelenjar  ini menyumbangkan  ± 60 % dari keseluruhan cairan semen. Sedangkan  sisanya 5 % sekrit kelenjar Litteri dan kelenjar Cowper, dan 5 % lagi disumbangkan oleh sekrit testes (berupa spermatozoa) serta sekrit epididimis.
2.      Kelenjar  Prostat
Berjumlah sebuah  yang ukurannya  4x2x3 cm terletak  dibawah  vesica urinaria (kantung kemih). Sekret  kelenjar  ini menyumbang 30 %  dari seluruh  cairan  semen. Komposisi  sekret  kelenjar  prostat  terdiri dari NaHCO3, asam fosfat, asam sitrat, kolesterol, Ca, Zn, Mg, Spermin, Inositol, Fosfolipid dan enzim. Enzim  seminim dan fibrinolisin ejakulasi di dalam  vagina wanita sehingga  spermatozoa  bebas  bergerak. Warna sekret kelenjar prostat keputihan seperti air susu, dan baunya seperti  air jeruk (asam sitrat).
3.      Kelenjar Cowperi (kelenjar Bulfouretra)
Bermuara 2 buah, terletak di kiri dan kanan  bulbo penis  serta  bermuara  di uretra. Kelenjar  ini berfungsi  menghasilkan secret seromucous (lendir agak kental) yang alkalis (NaHCO3) untuk menetralkan  asam  yang ada  dalam  saluran  uretra pria atau vagina wanita.
4.      Kelenjar litteri
Terletak pada  dinding saluran uretra, berukuran  kecil-kecil  dan menghasilkan  cairan  serous  (lendir cair) yang berfungsi  untuk melumasi gland penis  pada saat  ereksi  yang disebabkan  oleh rangsangan  yang kuat.
Spermatogenesis
Sperma dihasilkan oleh tubulus seminiferus yang memiliki panjang 250 cm dalam testes.Sel-sel yang berada di tubulus seminiferus berupa sel germinal dengan bermacam-macam tahap perkembangan dan sel Sertoli yang memberikan dukungan penting pada spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial spermatogonia (46 kromosom) berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa motil (23 kromosom). Prosesnya memerlukan waktu 64 hari dengan 3 tahap: mitosis, meiosis, dan spermiogenesis. Spermatozoa memiliki 4 bagian, yaitu kepala, akrosom, midpiece, dan ekor. Kepala terdiri dari nukleus yang terdapat informasi genetik. Akrosom adalah vesikel pada kepala yang terdapat enzim yang digunakan untuk penetrasi sperma. Akrosom dibentuk dengan agregasi vesikel dihasilkan oleh retikulum endoplasmik/ kompleks golgi. Mobilitas spermatozoa dapat terjadi karena adanya ekor yang panjang yang tumbuh dari sentriol. Pergerakan ekor terjadi hasil dari pergerakan mikrotubul yang menggunakan energi (ATP) dari mitokondria yang berada pada bagian midpiece sperma.
Proses spermatogenesis ini dapat terjadi karena dukungan dari sel Sertoli. Fungsi penting sel Sertoli selama proses spermatogenesis antara lain:
1.      sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa dengan darah sehingga dapat mencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang sel spermatozoa (dianggap sebagai zat asing karena haploid, sel tubuh bersifat diploid).
2.      memberikan makanan.
3.      sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari spermatid yang berubah menjadi spermatozoa dan menghancurkan sel germinal yang rusak.
4.      sel Sertoli membentuk lumen cairan tubulus seminiferus sehingga sperma dapat dilepaskan dari tubulus ke epididimis untuk disimpan dan diproses lebih lanjut.
5.      sel Sertoli mensekresi androgen-binding protein (ABP). ABP berfungsi untuk mempertahankan testosteron tetap berada dalam tubulus seminiferus, karena testosteron berupa lipid yang mudah keluar dari membran plasma dan meninggalkan lumen.
6.      menghasilkan hormon inhibin sebagai umpan balik negatif yang mengontrol sekresi FSH.
Hormon pada Sistem Reproduksi Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
1.      Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :
a.       efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
b.      efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
c.       efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
2.      LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
3.      FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
4.      Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5.      Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
6.      DHEA
Disekresi dari retikularis kelenjar adrenal. Sinyal pensekresi berupa ACTH. Dehidroepiandrosteron mempunyai bebrapa fungsi yaitu dalam berbagai efek protektif, merupakan androgen lemah, dapat dikonversi menjadi estreogen, menghambat enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6-PDH), dan juga mengatur koenzim NAD+.
7.      17-estradiol
Disekresi dari folikel ovarium, korpus luteum (sel sertoli). Sinyal pensekresi berupa FSH. Estradiol berfungsi pada wanita untuk mengatur sekresi gonadotropin pada siklus ovarian dan pada laki-laki untuk umpan balik negatif pada sintesis testesteron oleh sel Leydig.


STRUKTUR ORGAN REPRODUKSI WANITA
Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.
struktur organ reproduksi wanita
1.      Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian.
Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
2.      Tuba falopii/oviduct (saluran telur)
jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.
3.      Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah mengecil disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah. Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.
4.      Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.
5.      Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian paling atas dari vulva
6.      Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi rambut
7.      Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.
8.      Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena banyak mengandung saraf.

SIKLUS MENSTRUASI
1.      Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer hanya tinggal sekitar 200.000 buah.
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang menjadi ovum
Perkembangan folikel di dalam ovarium
Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel yang telah matang)   Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami degenersi membentuk korpus albikan





Comments

Popular posts from this blog

TINGKATAN THEORY KEPERAWATAN, (META-THEORY, GRAND-THEORY, MIDDLE RANGE TEORY, MICRO THEORY)

Struktur Hirarki Ilmu Keperawatan Struktur hirarki ilmu keperawatan dibedakan atas 5 komponen dari ilmu keperawatan menurut tingkat abstraksinya. Hirarki terdiri dari komponen-komponen yang bersifat menyeluruh di dalam namun juga menjadi bagian dari yang lebih besar tersebut. Pada kasus ini   keseluruhan yang terbesar adalah Ilmu Keperawatan. Dengan demikian, setiap komponen dari ilmu keperawatan adalah keseluruhan yang utuh tetapi juga bagian dari yang terbesar. Berdasarkan figure 1 di atas 5 komponen hirarki dari ilmu keperawatan adalah metaparadigma, filosofi, model konseptual, teori, dan indikator empiris.  Seperti pada  figur 1  di  atas diperlihatkan komponen yang  paling  abstrak adalah metaparadigma dan  yang paling  konkrit adalah indikator empiris. Metaparadigma Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global yang mengidentifikasi fenomena dari minat sentral dari suatu disiplin, dalil global yang menggambarkan konsep, dan dalil global yang menyatakan hubungan an

makalah penyakit DHF (Dengue haemoragic fever)

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Menurut data WHO (2014) penyakit DBD pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar ke berbagai Negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara,dan Pasif

implementasi keperawatan, tahap-tahap implementasi keperawatan

BAB II PEMBAHASAN A.      PENGERTIAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari prilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asukahan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak lingkungan keperawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian. Sebagai contoh, implementasi segera diperlukan ketika perawat mengidentifikasi kebutuhan klien yang mendesak, dalam situasi seperti henti jantung, kemtian mendadak dari orang yang dicintai, atau kehilangan rumah akibat kebakaran. Implamentasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, da