Oke
bro .......
kali ini dalam artikel ini saya akan memaparkan atau menuliskan yang
berkaitan dengan sel darah putih. Oke dalam artikel ini akan dibahas mulai dari
pengertian sel darah putih, fungsi, dan jenis sel darah putih itu sendiri. Oke tanpa
mengulur-ngulur waktu lagi silahkan baca artikel ini sampai selesai karena saya
berharap kalian semua menikmati dan mampu memahami tulisan saya ini. Selamat membaca…….
Sel
darah putih atau disebut juga sebagai leukosit adalah sel darah yang juga
termasuk dalam sistem kekebalan tubuh. Maka dari itu, fungsi sel darah putih
yang utama yaitu untuk melindungi tubuh dari ancaman infeksi, penyakit menular
dan serangan zat asing yang berbahaya. Sel darah putih diproduksi dari sel
multipoten yang terdapat di sumsum tulang atau disebut juga sel induk
hematopoietik. Leukosit dapat ditemukan di seluruh tubuh, termasuk jaringan
ikat, sistem getah bening (limfatik), dan sistem peredaran darah. Semua
leukosit memiliki nukleus (inti sel) yang membedakannya dengan sel darah lain,
tidak seperti sel darah merah
(eritrosit) dan trombosit yang keduanya tidak memiliki inti sel.
Jenis
dan Fungsi Sel Darah Putih
Ternyata
sel darah putih itu sebutan dari berbagai jenis sel darah yang secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu granulosit dan agranulosit.
Pengelompokan ini didasarkan pada ada tidaknya butiran pada sitoplasma di dalam
selnya:
-
Granulosit: Granulosit berkembang dari
sumsum tulang merah dan memiliki butiran sitoplasma dengan fungsi yang berbeda.
Granulosit terdiri atas tiga macam sel, yaitu basofil, neutrofil, dan eosinofil.
-
Agranulosit: Agranulosit berkembang dari
jaringan limfoid dan tidak memiliki butiran sitoplasma. Agranulosit terdiri
atas limfosit dan monosit.
Semua
jenis sel tersebut saling berkoordinasi satu sama lain untuk melindungi sistem
kekebalan tubuh dan melawan berbagai macam gangguan, seperti kanker, kerusakan
sel, dan penyakit menular.
Untuk
lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu jenis-jenis sel-sel darah putih
yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit.
1. Neutrofil
Neutrofil
adalah jenis sel darah putih yang paling banyak terdapat dalam tubuh dengan
kadar antara 2000-7500 sel/ mm3 atau sebanyak 60 – 70 % leukosit yang beredar
dalam aliran darah. Neutrofil merupakan jenis sel darah putih berukuran sedang
yang memiliki banyak inti sel (polymorphonuclear leukocyte) yang tidak
beraturan dan memiliki berbagai fungsi di dalam sel.
Apa
fungsi neutrofil?
Neutrofil
menempel pada dinding pembuluh darah yang berfungsi untuk menghalangi infeksi
kuman atau bakteri yang mencoba masuk ke dalam darah melalui luka. Sel darah
putih inilah yang paling aktif dan banyak terdapat dalam nanah pada luka ketika
terjadi infeksi. Fungsi sel darah putih tersebut membunuh kuman dengan proses
fagositosis atau “pemakan sel”. Selain fagositosis bakteri satu per satu,
neutrofil juga berfungsi dalam melepaskan superoksida yang diubah menjadi asam
hipoklorit dan berfungsi untuk membunuh banyak bakteri.
2. Eosinofil
Jumlah
eosinofil tidak terlalu banyak, hanya sekitar 40-400 sel/mm3 atau sebanyak 1-2%
dari leukosit. Jumlah tersebut berfluktuasi setiap harinya dan saat wanita
menstruasi. Eosinofil memiliki granula (butiran) yang berukuran besar dan
membantu sistem kerja sel. Itulah sebabnya eosinofil sangat penting dalam
meningkatkan respon terhadap alergi infeksi parasit (cacing), penyakit kolagen,
dan penyakit pada sistem saraf limpa dan pusat.
Apa
fungsi sel darah putih eosinofil?
Mekanisme
kerja eosinofil adalah dengan melepaskan racun yang keluar dari butirannya yang
dapat menghancurkan patogen, seperti parasit, cacing kail, dan cacing pita.
Jenis sel darah putih ini jarang ditemukan di dalam darah, tapi banyak terdapat
di selaput lendir saluran pernafasan, pencernaan, dan saluran kemih bagian
bawah.
3. Basofil
Basofil
adalah jenis sel darah putih yang paling langka karena hanya bejumlah 0-100
sel/ mm3 atau kurang dari 0,5% dalam aliran darah. Basofil memiliki butiran
besar dan berwarna saat dilihat di bawah mikroskop, membuatnya mudah dikenali.
Apa
fungsi basofil?
Fungsi
sel darah putih Basofil diantaranya memiliki kemampuan untuk mengeluarkan
antikoagulan dan antibodi yang mencegah terjadinya penggumpalan darah dan
mendorong pergerakan sel darah putih. Kemampuan tersebutlah yang membuat
basofil mampu melawan reaksi hipersensitivitas (alergi) dalam aliran darah.
Selain
itu, basofil berperan aktif dalam melindungi sistem kekebalan tubuh dengan
menangkal serangan zat asing. Jenis sel darah merah ini juga mengandung
histamin, yang memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke
jaringan yang terluka. Hal tersebut membuat pembuluh darah lebih permeabel
(mudah ditembus) sehingga neutrofil dan protein pembekuan bisa masuk dengan
mudah ke jaringan ikat. Basofil juga dapat memberikan sinyal kimia untuk menarik
eosinofil dan neutrofil ke daerah infeksi.
4. Limfosit
Limfosit
berukuran kecil dan berbentuk bulat yang memiliki nukleus besar dalam jumlah
sitoplasma yang relatif kecil. Limfosit berjumlah sekitar 1300-4000 sel/mm 3
dalam darah. Limfosit lebih sering ditemukan di jaringan limfatik dari pada
aliran darah.
Apa
fungsi limfosit?
Jenis
sel darah putih ini memiliki fungsi penting dalam sistem kekebalan tubuh dan
sangat berperan dalam imunitas humoral.
Imunitas humoral merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang
berkaitan dengan produksi antibodi.
Limfosit
terdiri atas sel B dan sel T yang memiliki fungsi berbeda, adapun fungsi
sel-sel tersebut, yaitu:
a. Limfosit
B: Berfungsi membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, memblokir invasi
patogen, mengaktifkan sistem pelengkap, dan meningkatkan kerusakan patogen.
b. Limfosit
T: merupakan jenis limfosit lainnya yang dibedakan dalam kelenjar timus dan
memiliki fungsi penting dalam sistem kekebalan tubuh yang dimediasi oleh sel.
5. Monosit
Monosit
adalah jenis sel darah putih yang memiliki ukuran paling besar. Monosit
berjumlah sekitar 200-800 sel/ per mm3 dalam aliran darah. Jenis sel darah
putih ini memiliki sedikit butiran pada sitoplasma. Monosit dapat meninggalkan
aliran darah dan masuk ke jaringan lain dalam tubuh dan berubah menjadi
makrofag. Setelah menjadi mafrofag jaringan, monosit melakukan fagositosis atau
memakan sel mati serta menyerang mikroorganisme. Hal tersebut dikarenakan
ukuran monosit yang besar, sehingga mmapu mencerna partikel asing berukuran
besar pada luka tidak seperti jenis sel darah putih lainnya. Monosit juga mampu
menggantikan kandungan lisosomalnya dan dianggap memiliki umur yang jauh lebih
lama dibandingkan neutrofil.
semoga bermanfaat.....
Comments
Post a Comment