BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Prinsip
2.1.1 Perawatan
kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai
pelindung, sekresi, ekskresi, pengatur temperature, dan sensasi. Kulit memiliki
3 lapisan utama yaitu lapisan epidermis, dermis, dan subcutan. Epidermis (lapisan luar) disusun oleh
beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi.
Ini melindungi jaringan yang berada dibawahnya terhadap kehilangan cairan dan
cedera mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang
memproduksi penyakit. Pelindung paling dalam dari epidermis menghasilkan sel
baru yang berpindah perlahan kea rah permukaan epidermal, atau lapisan atas
(disebut stratum korneum). Sel ini
menggantikan sel mati yang terus-menerus terlepas dari permukaan luar kulit.
Epidermis juga terdiri dari melanosit, sel khusus yang memproduksi melanin,
atau pigmen gelap kulit. Pemaparan cahaya matahari menyebabkan melanosit
memproduksi melanin, yang membuat
beberapa orang berkulit coklat. Ras kulit gelap memiliki melanosit yang lebih
aktif dan memproduksi lebih banyak melanin. Distribusi pigmentasi pada orang
berkulit gelap berbeda secara luas.
Bakteri, umumnya tinggal pada permukaan luar kulit.
Tempat tinggal bakteri ini (misalnya korinebakterium) merupakan flora normal
yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menghalangi multiplikasi penyakit akibat
mikroorganisme.
Dermis merupakan
lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen dan serabut
elastic untuk mendukung epidermis. Serabut saraf, pembuluh darah, kelenjar
minyak, kelenjar sebasea, dan folikel rambut bagian yang melalui lapisan
dermal. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, minyak, cairan odor, kedalam
folikel rambut. Sebum meminyaki kulit dan rambut untuk menjara mereka lemas.
Ada 2 tipe kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin didistribusi melalui
kulit tetapi lebih berlimpah pada dahi, telapak tangan, dan telapak kaki.
Keringat yang dikeluarkan kelenjar ekrin membantu dalam pengendalian
temperature melalui evaporasi. Kelenjar
apokrin dapat ditemukan pada area aksila dan genetal. Dekomposisi bacterial
dari keringat, dari kelenjar ini bertanggung jawab pada bau tubuh. Pada
telinga, kelenjar seruminus mengeluarkan serumen kedalam saluran telinga
eksternal. Substansi yang berat dan berminyak ini menangkap benda asing yang
masuk ke telinga.\
Lapisan jaringan
subcutan terdiri dari pembuluh darah, saraf, limfe, dan jaringan penyambung
halus yang terisi dengan sel-sel lemak. Jaringan lemak berfungsi sebagai
insulator panas bagi tubuh, jaringan subcutan juga memberikan dukungan untuk
lapisan atas kulit, yang memungkinkan untuk menahan stress dan tekanan tanpa
cedera. Jaringan subcutan yang paling sedikit dapat ditemukan pada dasar mucoka
oral.
Kulit berfungsi sebagai pertukaran oksigen, nutrisi,
dan cairan dengan pembuluh darah yang berada di bawahnya, mensintesa sel baru,
dan mengeliminasi sel mati, sel yang tidak berfungsi. Sel-sel integument
memerlukan nutrisi dan hidrasi yang cukup untuk menahan cedera dan penyakit. Sirkulasi
yang adekuat penting untuk memlihara kehidupan sel. Kulit seringkali
merefleksikan perubahan pada kondisi fisik dengan perubahan pada warna,
ketebalan, tekstur, turgor, temperature, dan hidrasi. Selama kulit masih utuh
dan sehat, fungsi fisiologinya masih optimal.
2.1.2 Perawatan
Kaki Tangan dan Kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus
untuk mencegah infeksi, bau, Dn cedera pada jaringan. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu
yang terpisah. Seringkali, orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku
sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Masalah dihasilkan karena perawatan
yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau
pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan
pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stress
fisik dan emosional.
Kaki penting untuk kesehatan fisik
dan emosional. Nyeri pada kaki dapat menyebabkan seseorang berjalan berbeda,
yang menyebabkan ketegangan pada kelompok otot yang berbeda. Banyak orang harus
berjalan atau berdiri nyaman untuk melakukan pekerjaan mereka dengan efektif.
2.1.3 Perawatan Rongga Mulut
Rongga mulut dilapisi dengan membrane mukosa yang
terus menerus pada kulit. Membrane merupakan jaringan epitel yang melapisi dan
melindungi organ, mensekresi mucus untuk menjaga jalan saluran sistem
pencernaan basah dan terminyaki, dan mengabsorpsi nutrient.
Mulut, atau bukal, rongga yang terdiri dari bibir
sekitar pembukaan mulut, leher sepanjang sisi dinding rongga, lidah dan ototnya
dan langit-langit mulut bagian depan dan blakang yang membentuk akar rongga.
Mukosa mulut secara normal berwarna merah muda terang dan basah. Gigi adalah
untuk mengunyah, atau mastikasi. Gigi normal terdiri dari tiga bagian; kepala,
leher dan akar. Membrane periodontal berada pada margin gusi, sekitar gigi,
menahan kuat di tempat. Gigi yang sehat tampak putih, halus, bercahaya, dan
berjajar rapi.
Hygiene mulut membantu memperthankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel
maknan, plak, dan bakteri. memasase gusi dan mengurangi ketidak nyamanan yang
dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam
mengangkat plak dan tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan
infeksi. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa yang sehat dan sekanjutnya
menstimulus nafsu makan.
Tanggung jawab perawat pada hygiene mulut adalah
pemeliharaan dan pencegahan. Hal ini penting khusu jika klien hendak menerima
radiasi atau kemoterapi sebagai bagian dari pengobatan medis. Perawat membantu
klien utuk memperthankan higiene mulut yang baik dengan mengajarkan tehnik yang
benar atau dengan menampilkan higiene secara akktual pada klien lemah atau
cacat. Seringkali perawat harus membuat rujukan ke dokter gigi untuk masalah
yang memerlukan perawatan khusus. Pendidikan tentang gangguan gusi dan gigi
yang umum dan metode penccgahan dapat memotivasi klien untuk mengikuti praktik
higiene oral yang baik.
2.1.4 Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung
dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah klien untuk memelihara perawatan rambut
sehari-hari.Rambut klien imobilisasi akan terlihat menjadi kusut. Balutan bisa
meninggalkan darah yang lengket atau larutan antiseptik pada rambut. Menyikat,
menyisir, dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis untuk semua klien. Klien
juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pertumbuhan, distribusi, dan pola rambut dapat menjadi
indikator status kesehatan umum. Perubahan hormonal, stres emosional maupun
fisik, penuaan, infeksi, dan penyakit tertentu atau obat-obatan dapat
mempengaruhi karakteristik rambut. Helai rambut adalah struktur yang tidak
berdaya. Perubahan warna atau kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan
peredaran nutrisi ke folikel.
2.1.5 Perawatan Mata, Telinga dan Hidung
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan
mata, telinga, dan hidung selama klien mandi. Bagaimanapun, klien juga
memiliki masalah khusus yang memerlukan pembersihan organ-organ tersebut
sepanjang hari. Asuhan keperawatan berpusat pada pencegahan infeksi dan
pemeliharaan fungsi organ normal klien.
a.
Mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, dan kelopak mata
dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya memerlukan
untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul pada kamus sebelah dalam atau
bulu mata. Klien yang tidak sadar berisiko cedera mata karena refleksi
kedipan menjadi tidak ada. Pada klien ini, drainase yang berlebihan sering
terkumpul sepanjang margin kelopak mata. Perhatian khusus juga diperlukan
bagi klien yang telah mengalami operasi mata atau infeksi mata yang menyebabkan
peningkatan pengeluaran atau drainase. Perawat sering membantu dalam perawatan
kacamata, lensa kontak, atau mata buatan.
b.
Telinga
Higiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga
luar, yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan terkena
masalah ini. Perawat harus sensitif pada isyarat perilaku apapun yang
mengindikasikan kerusakan pendengaran. Ketika merawat klien yang menggunakan
alat bantu pendengaran, perawat menginstruksikan klien pada pembersihan dan
pemeliharaan yang tepat seperti halnya teknik komunikasi yang meningkatkan
pendengaran kata yang diucapkan.
c.
Hindung
Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau
temperatur dan kelembaban udara yang dihirup serta mencegah masuknya partikel
asing ke dalam sistem pernapasan. Akumulasi sekresi yang mengeras di dalam
nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan. Iritasi mukosa nasal
menyebabkan pembengkakan, mengarah pada obstruksi nares. Secara tipikal,
perawatan higienis hidung adalah sederhana, tetapi untuk klien yang menggunakan
nasogastrik, pemberian makan enteral, atau pipa endotrakhea yang masuk ke dalam
hidung membutuhkan perhatian khusus.
2.2
Teknik dan prosedur pelaksanaan
asuhan/praktik keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kebersihan dan perawatan
diri.
A.
Prosedur
memandikan pada pasien sadar di tempat tidur
I.
Tahap
Pra Interaksi
1. Cek
catatan keperawatan dan medis klien
2. Kaji
kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan
alat-alat:
a. Troli
b. Waskom
2
c. Selimut
mandi
d. Sabun
mandi dan tempatnya
e. Waslap
(2-3 buah)
f. Handuk
sedang (2)
g. Pakaian
ganti
h. Tempat
pakaian kotor
i. Bedak,
lotion/minyak kelapa/baby oil
j. Sisir
k. Tempat
handscoon
l. Handscoon
m. Schoot
4. Cuci
tangan
II.
Tahap
Orientasi
1. Memberi
salam terapeutik
2. Identifikasi
pasien dengan 2 identitas
3. Memperkenalkan
diri perawat
4. Jelaskan
tujuan dan prosedurtindakan yang akan dilakukan
5. Memberikan
kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
6. Menanyakan
keluhan utama
7. Melakukan
kontrak waktu
8. Melakukan
kontrak kerja
III. Tahap Kerja
1. Pasang
sampiran, menutup pintu dan jendela
2. Memulai
dengan cara yang baik
3. Dekatkan
alat-alat ke pasien
4. Cuci
tangan
5. Menggunakan
APD ( schoot,, masker, handscoon)
6. Mengganti
selimut pasien dengan selimut mandi
7. Membantu
melepaskan pakaian atas dari lengan terjauh ( miring kanan dan kiri)
8. Letakkan
handuk di bawah kepala pasien
9. Basuh
dan bilas wajah pasien, telinga dan lehernya dengan baik. Keringkan dengan
handuk
10. Letakkan
handuk pada lengan terjauh
11. Basuh,
bilas dan keringkan lengan terjauh
12. Letakkan
handuk pada lengan terdekat
13. Basuh,
bilas dan keringkan lengan terdekat
14. Buka
selimut mandi bagian atas dan lipat sampai ke pinggang, tutupi daerah perut
pasien dengan handuk, tangan pasien diangkat ke atas
15. Basuh,
bilas dan keringkan bagian dada, lipatan di bawah payudara
16. Lipat
selimut mandi ke daerah pubis
17. Basuh,
bilas dan keringkan daerah abdomen
18. Lepas
pakaian bawah pasien
19. Anjurkan
pasien miring kiri
20. Letakkan
handuk di bawah punggung sampai bokong pasien
21. Basuh,
bilas dan keringkan daerah punggung dan bokong
22. Membantu
mengoleskan baby oil dan beri bedak pada daerah yang menonjol untuk mencegah
dekubitus pada punggung dan bokong
23. Anjurkan
pasien terlentang, pakaikan lotion pada tangan dan bantu pasien memakai pakaian
atas
24. Letakkan
handuk pada kaki terjauh
25. Basuh,
bilas dan keringkan kaki terjauh
26. Letakkan
handuk pada kaki terdekat
27. Basuh,
bilas dan keringkan kaki terdekat
28. Beri
lotion pada kaki
29. Membantu
memakaikan pakaian bawah pasien
30. Mengganti
selimut mandi dengan selimut pasien
31. Beri
posisi nyaman bagi pasien
32. Sisir
rambut pasien
33. Rapikan
dan bersihkan alat-alat, kemudian kembalikan pada tempatnya
34. Buka
sarung tangan ( handscoon)
35. Cuci tangan.
IV. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
2. Berikan
reinforcement positif pada pasien
3. Lakukan
kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri
kegiatan dengan cara yang baik
V.
Tahap
Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian:
nama klien, tanggal, waktu, hasil yang dicapai, nama terang dan paraf.
B.
Prosedur
perawatan kaki, tangan dan kuku
I.
Tahap
Pra Interaksi
1. Cek
catatan keperawatan dan medis klien
2. Kaji
kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan
alat-alat:
a. Troli
b. Alat
pemotong kuku
c. Handuk
kecil
d. Perlak
e. Washlap
f. Handscoon
bersih dan tempatnya
g. Baskom
berisi air hangat
h. Bengkok
i.
Sabun
j.
Kapas dan tempatnya
k. Sikat
kuku
l.
Aseton
m. Lotion/baby
oil
4. Cuci
tangan
II.
Tahap
Orientasi
1. Memberi
salam terapeutik
2. Identifikasi
pasien dengan 2 identitas
3. Memperkenalkan
diri perawat
4. Jelaskan tujuan
dan prosedurtindakan yang akan dilakukan
5. Memberikan kesempatan
klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
6. Menanyakan
keluhan utama
7. Melakukan
kontrak waktu
8. Melakukan
kontrak kerja
III. Tahap Kerja
1. Atur
posisi pasien (duduk atau tidur)
2. Memberi
alas perlak dan handuk untuk baskom yang akan digunakan untuk merendam tangan
dan kaki pasien atau kompres tangan dan kaki pasien dengan waslap selama 3-5
menit.
3. Rendam/kompres
tangan dan kaki pasien selama 3-5 menit.
4. Cuci
tangan dan kaki pasien dengan sabun lalu bilas dan keringkan dengan handuk.
5. Letakkan
tangan dan kaki pasien diatas bengkok secara
bergantian dan lakukan pemotongan kuku.
6. Potong
kuku tangan mengikuti arah tumbuhnya kuku dan potong kuku kaki secara mendatar.
7. Gunakan
lotion/baby oil jika diperlukan dengan menggunakan kapas.
8. Rapikan
dan bersihkan alat.
9. Lepaskan
handscoon.
10. Cuci
tangan.
IV.
Tahap
Terminasi
1. Evaluasi
hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
2. Berikan
reinforcement positif pada pasien
3. Lakukan
kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri
kegiatan dengan cara yang baik
V.
Tahap
Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian:
nama klien, tanggal, waktu, hasil yang dicapai, nama terang dan paraf.
C.
Prosedur
oral hygiene
I.
Tahap
Pra Interaksi
1. Cek
catatan keperawatan dan medis klien
2. Kaji
kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan
alat-alat:
a. Troli
b. Pengalas
c. Handuk/alas
d. Sikat
gigi dengan pasta gigi/ odol
e. Gelas
berisi air bersih
f. Bengkok
2 buah/ mangkok tempat kumur
g. Tisu
beberapa potong
h. Alat
pengisap/ sedotan
i.
Sarung tangan bersih
4. Cuci
tangan
II.
Tahap
Orientasi
1. Memberi
salam terapeutik
2. Identifikasi
pasien dengan 2 identitas
3. Memperkenalkan
diri perawat
4. Jelaskan
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5. Memberikan
kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
6. Menanyakan
keluhan utama
7. Melakukan
kontrak waktu
8. Melakukan
kontrak kerja
III. Tahap Kerja
1. Mencuci
tangan
2. Gunakan
APD
3. Atur
posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi fowler/ posisi duduk
4. Memasang
pengalas/ handuk di bawah dagu dan pipi pasien
5. Meletakkan
bengkok di bawah dagu pasien agar air bekas kumur dapat tertampung dan berikan
air untuk kumur-kumur kepada pasien
6. Berikan
sikat gigi yang sudah dibubuhi pasta gigi secukupnya dan telah di basahi air
terlebih dahulu kepada pasien
7. Berikan
kesempatan kepada klien untuk menyikat giginya sampai bersih, selanjutnya
sarankan untuk kumur-kumur dengan bersih, tampung air dalam bengkok
8. Masukkan
sikat gigi ke dalam gelas yang telah kosong
9. Keringkan
bibir dan sekitarnya dengan menggunakan handuk/ tisu
10. Mengangkat
handuk/ pengalas, rapikan/ atur kembali posisi pasien dengan nyaman
11. Rapikan
dan bersihkan peralatan sikat gigi dan kembalikan ke tempatnya
12. Lepaskan
handscoon
13. Cuci
tangan
VI.
Tahap
Terminasi
1. Evaluasi
hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
2. Berikan
reinforcement positif pada pasien
3. Lakukan
kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri
kegiatan dengan cara yang baik
V.
Tahap Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian:
nama klien, tanggal, waktu, hasil yang dicapai, nama terang dan paraf.
D.
Prosedur
tindakan keramas
I.
Tahap
Pra Interaksi
1. Cek
catatan keperawatan dan medis klien
2. Kaji
kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan
alat-alat:
a. Troli
b. Sisir
c. Handuk
2 (besar 1, sedang 1)
d. Kassa
dan tempatnya
e. Shampo
f. Perlak
besar
g. Cucing
h. Gayung
i. Ember
j. Air
k. Waskom
besar
l. Ember
air (hangat/dingin)
m. Kapas
telinga
n. Lap
pel
o. Bengkok
p. APD
(schoot, masker, handscoon)
4. Cuci
tangan
II.
Tahap
Orientasi
1. Memberi
salam terapeutik
2. Identifikasi
pasien dengan 2 identitas
3. Memperkenalkan
diri perawat
4. Jelaskan
tujuan dan prosedurtindakan yang akan dilakukan
5. Memberikan
kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
6. Menanyakan
keluhan utama
7. Melakukan
kontrak waktu
8. Melakukan
kontrak kerja
III. Tahap Kerja
1. Mencuci
tangan.
2. Gunakan
APD ( Schoot, Masker, Handscoon).
3. Atur
posisi klien senyaman mungkin dengan posisi kepala dekat sisi/pinggir tempat
tidur.
4. Letakkan
ember yang sudah diberi alas/kain pel di bawahnya, di bawah kepala klien.
5. Pasang
talang di bawah kepala pasien dan ujung-ujung talang dimasukkan ke dalam ember
dan pastikan posisi pasien sudah dalam keadaan nyaman.
6. Tutup
kedua lubang telinga dengan menggunakan kapas telinga.
7. Tutup
dada sampai ke leher dengan handuk.
8. Tuangkan
shampo ke cucing dan tambahkan sedikit air.
9. Sisir
rambut pasien dari ujung sampai ke pangkal.
10. Siram
rambut pasien dengan air hingga basah.
11. Gosok
rambut dari pangkal sampai ke ujung dengan menggunakan kasa yang sudah diberi
shampo sampai rata.
12. Pijat
kepala klien dengan lembut.
13. Sisir
rambut pasien dari ujung ke pangkal, cuci sisir dan taruh di tempatnya.
14. Bilas
rambut sampai bersih dan tidak ada bekas shampo lagi di rambut ataupun di
talang.
15. Keringkan
rambut dengan handuk yang tadinya diletakkan di dada.
16. Beri
minyak rambut jika pasien berkenan.
17. Sisir
rambut klien kembali.
18. Rapikan
pasien.
19. Rapikan
alat.
20. Buka
APD.
21. Cuci
tangan.
IV. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
2. Berikan
reinforcement positif pada pasien
3. Lakukan
kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri
kegiatan dengan cara yang baik
V.
Tahap
Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian:
nama klien, tanggal, waktu, hasil yang dicapai, nama terang dan paraf.
Comments
Post a Comment