BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada paper ini, membahas tentang
pengertian body mekanik, prinsip-prinsip body mekanik, faktor-faktor yang
mempengaruhi body mekanik, akibat body mekanik yang buruk, dan asuhan
keperawatan pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas, prinsip tranfer
klien dan pengaturan posisi klien yang aman.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan
tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk
menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika
tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan,
termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi
integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada
kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok
otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang
disebut Body mekanik?
2.
Bagaimana
prinsip body mekanik?
3.
Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi body mekanikdan ambulasi?
4.
Apa akibat
dari body mekanik yang buruk?
5.
Bagaimana
asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aktifitas?
6. Bagaimana
prinsip tranfer klien dan pengaturan posisi klien yang aman?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
yang magsud body mekanik.
2.
Memahami
prinsip body mekanik.
3.
Mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi body mekanik dan ambulasi.
4.
Mengetahui
akibat dari body mekanik yang buruk.
5.
Memahami
askep pemenuhan kebutuhan aktifitas.
6. Mengetahui
prinsip tranfer klien dan pengaturan posisi klien yang aman.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN BODY MEKANIK
Body mekanik
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan digunakannya tubuh dan
bagian-bagianya secara effisien , aman dan terkoordinasi untuk memindahkan
suatu obyek dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada
penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas
bed , memindahkan pasien diantara bed,kursi roda dan brankat.
Body Mekanik
meliputi 3 elemen dasar yaitu :
- Body Aligement
(Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam
hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2.
Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat
gravity, line gravity dan base of support.
3.
Koordinated Body Movement (Gerakan
tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi
muskuloskeletal dan sistem syaraf.
B.
PRINSIP-PRINSIP BODY MEKANIK
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini
mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan
untuk mendukung kesehatan dan mencegah kecacatan. Perawat menggunakan berbagai
kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde
keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan
objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh.
Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat.
Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat,
memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan
tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran
tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
- Gravitasi
Merupakan
prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh dengan
benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat
tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
a.
Pusat
gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh
- Garis
gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui
pusat gravitasi.
- Dasar
tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan
istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan
mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi
diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh
yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena
berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.
Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari
kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat
beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :
- Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu
keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan
saat orang berjalan kaki berbeda. Orang berdiri akan lebih mudah stabil
dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi
perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi
selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu
fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan
berirama.
2. Menahan ( squating ).
Dalam melakukan pergantian, posisi
menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda
dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk.
Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat
dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
3. Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan
untuk memindahkan benda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
menarik benda, di antaranya ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di depan
orang yang akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti
condong kedepan dari panggul ), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di
bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan
tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan
penarikan.
4. Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan
daya tarik. Gunakan otot – otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian
bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.
5. Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk
memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang
baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi
pengaruh buruk pada postur tubuh.
C.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY MEKANIK AMBULASI DAN MOBILISASI.
·
AMBULASI
- Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat
mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan
koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh
adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi
bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit.
sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami
fraktur.
3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat
menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang
mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan
mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan
seseoarang misalnya, sering mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan
perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5. Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup
seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menimbulkan
kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara
sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan
mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap
penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya
dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan
yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang
beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.
·
MOBILISASI
Faktor yang mempengaruhi Mobiliasai:
-
Gaya hidup
-
Proses penyakit dan injuri
-
Kebudayaan
-
Tingkat energi
-
Usia dan status perkembangan
D.
AKIBAT BODY MEKANIK YANG BURUK
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat
mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan
dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sebagai berikut :
- Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya
kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
- Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem
muskulusletal. Seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka
akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,
misalnya kelainan pada tulang vertebrata.
E.
ASKEP
PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS
Ø
Pengkajian
A. Riwayat Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan
ambulasi, antara lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak
dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit
dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Selanjutnya menilai adanya
kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk, berakivitas, atau saat pasien
menglami pergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasi. Kemudian,
menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara
mengamati apakah gaya berjalan pasien ( mantap atau tegak lurus ), ayunan
lengan atas ( pantas atau tidak ), kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak,
langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak, serta berjalan apakah
diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga
yang menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan
sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta
toleransi aktivitas.
- Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada
klien yang berdiri, duduk, atau berbaring. Pengkajian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
- Menentukan
perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan
perkembangan.
- Mengdentifikasi
penyimpanan kesejajaran tubuh yang disebabkan fostur yang buruk.
- Memberi
kesempatan klien untuk mengopservasi posturnya.
- Mengidentifikasi
kebutuhan belajar klien untuk mempertahankan kejajaran tubuh yang benar.
- Mengidentifikasi
trauma, kerusakan otot, atau disfungsi saraf.
- Memperoleh
informasi mengenai factor-faktor lain yang mempengaruhi kesejajaran yang
buruk, seperti kelelahan, malnutrisi, dan masalah psikologis.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior, dan posterior guna mengamati
apakah:
- Bahu dan
pinggul sejajar
- Jari-jari
kaki mengarah ke depan
- Tulang
belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lain.
Langkah pertama mengkaji kesejajaran
tubuh adalah menempatkan klien pada posisi istirahat sehingga tidak tampak
dibuat-buat atau posisi kaku. Jika mengkaji kesejajaran tubuh pasien
imobilisasi atau pasien tidak sadar maka bantal dan alat penopang di angkat
dari tempat tidur lalu klien diletakkan pada posisi telentang.
1.
Berdiri
Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh
pada klien yang berdiri sesuai hal – hal berikut :
- Kepala
tegak dan midline
- Ketika
dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
- Ketika
dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus
- Ketika
klien dilihat dari arah lateral, Kepala tegak dan garis tulang belakang
digaris dalam pola S terbaik. Tulang belakang servikal pada arah anterior
adalah cembung, tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
- Ketika
dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman
dan lutut pergelangan kaki agak melengkung. Orang tampak nyaman dan tidak
sadar akan lutut dan pergelangan kaki yang fleksi.
- Lengan
klien nyaman di samping.
- Kaki di
tempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang, dan jari –
jari kaki menghadap ke depan.
- Ketika
klien dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada di tengah tubuh,
dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik
tengah antara kedua kaki. Bagian lateral garis gravitasi dimulai secara
vertikal dari tengah tengkorak sampai sepertiga kaki bagian posterior.
2.
Duduk
Perawat mengkaji kesejajaran pada klien yang duduk
dengan mengobservasi hal – hal sebagai berikut :
- Kepala
tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang lurus.
- Berat
badan terbagi rata pada bokong dan paha.
- Paha
sejajar dan berada pada potongan horisontal.
- Kedua
kaki di topang di lantai. Pada klien pendek tinggi, alat bantu kaki
digunakan dan pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.
- Jarak 2
– 4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada
permukaan lutut bagian posterior. Jarak ini menjamin tidak ada tekanan
pada arteri popliteal atau saraf untuk menurunkan sirkulasi atau
mengganggu fungsi saraf.
- Lengan
bawah klien ditopang pada penganan tangan, di pangkuan, atau di atas meja
depan kursi.
Hal penting mengkaji kesejajaran dalam posisi duduk
yaitu pada klien yang mempunyai kelemahan otot, paralisis otot, atau
kerusakan saraf. Karena perubahan ini, klien mengalami pengurangan sensasi di
area yang sakit dan tidak mampu menerima tekanan ataupun penurunan sirkulasi.
Kesejajaran yang tepat ketika duduk mengurangi risiko kerusakan sistem
muskuloskeletal pada klien itu.
3.
Berbaring
Pada orang sadar mempunyai kontrol
otot volunter dan persepsi normal terhadap tekanan. Sehingga merekabiasa
merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Karena rentang gerak, sensasi dan
sirkulasi pada orang sadar berada dalam batas normal, mereka mengubah posisi
ketika mereka merasakan ketengangan otot dan penurunan sirkulasi.Pengkajian
kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien dengan
menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya diangkat dari tempat tidur.
Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada
dalam kesejajaran lurus tanpa ada lengkungan yang terlihat. Pengkajian ini
memberi data dasar mengenai kesejajaran tubuh klien.
Ø Penetapan
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah
mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain :
- Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan akibat spasme
muskulusletal pada ekstremitas, nyeri akibat peradangan sendi, atau
penggunaan alat bantu dalam waktu lama.
- Resiko
cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya berjalan tidak stabil,
atau penggunaan tongkat yang tidk benar.
- Kurangnya
perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
Ø Perencanaan
1.
Memperbaiki
penggunaan mekanika tubuh saat melakukan aktivitas sehari-hari.
2.
Memulihkan
dan memperbaiki ambulasi.
3.
Mencegah
terjadinya cedera akibat jatuh.
Ø Implementasi
LANGKAH
|
RASIONAL
|
|||||
1. Kaji berat posisi, tinggi objek,
posisi tubuh, dan berat maksimum.
3.
Angkat objek dengan benar dari atas pusat gravitasi tempat tidur:
|
Menentukan apakah anda dapat melakukanya sendiri
atau membutuhkan bantuan.
Memindahkan pusat gravitasi lebih dekat ke objek.
Mempertahankan keseimbangan tubuh lebih baik,
sehingga mengurangi risiko jatuh.
Meningkatkan keseimbangan tubuh dan memungkinkan
kelompok otot-otot bekerja sama dengan cara yang sinkron.
Mengurangi risiko cedera vetebra lumbal dan kelompok otot.
Mencapai pusat gravitasi lebih dekat ke objek.
Meningkatkan keseimbangan tubuh selama mengangkat.
Mengurangi bahaya jatuh dengan memindahkan objek yang diangkat dekat
dengan pusat gravitasi diatas dasar dukungan.
|
|||||
Ø
Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah mekanika tubuh dan ambulasi adalah unyuk menilai
kemampuan pasien dalam menggunakan mekanika tubuh dengan baik, menggunakan alat
bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.
F. Prinsip
transfer klien dan pengaturan posisi klien yang aman
1. Pengertian tranfer klien
Transfer atau
pemindahan pasien merupakan salah satu bidang penting di ilmu kesehatan
(keokteran dan keperawatan) banyak masalah potensial yang dapat mencegah dengan
mengoptimalkan kondisi pasien sebelum transfer (pemindahan pasien dilakukan)
walaupun berbagai usaha meminalisir komplikasi sudah dilakukan , jalan menuju
penanganan yang sempurna sehingga keamaman pasien tercapai masih panjang.
Pemindahan
pasien dapat berefek pada beberapa system organ, yang mungkin berhubungan
dengan pergerakan pasien seperti dislokasi peralatan, drips atau yang
disebabkan oleh malfungsi perlatan lain. Efek pada sistem organ tersebut antara
lain arirmia (84%) pada pasien dengan gangguan jantung dimana merupakan terapi
emergensi pada (44%) kasus. Hipotensi dan aritmia sering terjadi pada pasien
yang sering menggunakan ventilator. Komplikasi pada sistem respirasi adalah
perubahan frekuensi nafas, penurunan Pa02. Pasien dengan cedera kepala dapat
mengalami hipotensi ganguan irama jantung, hipoksia, dan peningkatan
intraeranial.
Peralatan
yang berhubungan dengan komplikasi yaitu diskoneksi lead EKG, monitor mati,
diskoleksi jalur intravena intraarteri atau dari ventilator. Untuk mencegah
komplikasi-komplikasi tersebut.
2. Tujuan
a.
Terlaksananya pelayanan prosedur
untuk transfer / memindahkan pasien keluar rumah sakit.
b.
Terlaksananya sistem pencatatan dan
pelaporan transfer / memindahkan pasien.
c.
Terlaksannya standar operasional
proseduruntuk transfer / memindahkan pasien didalam rumah sakit.
d.
Peningkatan keselamatan pasien dalam
upaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
e.
Terlaksannya standar pelaksanaan
petugas transfer pasien.
3. Pengertian
1. Definisi transfer pasien
Transfer pasien adalah memindahkan pasien dan
kelengkapan dokumentasi pasien.
2. Definisi transporter pasien
Memindahkan pasien dari tempat satu ke tempat yang
lain.
Posisi
Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan
- Mengurangi komplikasi akibat
immobilisasi.
- Meningkatkan rasa nyaman.
- Meningkatkan dorongan pada
diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru.
- Mengurangi kemungkinan tekanan
pada tubuh akibat posisi yang menetap.
Indikasi
- Pada pasien yang mengalami
gangguan pernapasan
- Pada pasien yang mengalami
imobilisasi
Posisi Sim
Pengertian
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring
kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium,
humerus dan klavikula.
Tujuan
- Meningkatkan
drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
- Mengurangi
penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
- Memasukkan
obat supositoria
- Mencegah
dekubitus
Indikasi
- Pasien
dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
- Pasien
yang tidak sadarkan diri
- Pasien paralisis
- Pasien
yang akan dienema
- Untuk
tidur pada wanita hamil.
Posisi Trendelenberg
Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur
dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk
melancarkan peredaran darah ke otak.
Tujuan
- Pasien
dengan pembedahan pada daerah perut.
- Pasien
shock.
- pasien
hipotensi.
Indikasi
- Pasien
dengan pembedahan pada daerah perut
- Pasien
shock
- Pasien
hipotensi
Posisi Dorsal Recumben
dorsal recumben
|
Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan
kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi
ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta pada proses persalinan.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan
ketegangan punggung belakang.
Indikasi
- Pasien
dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus
- Pasien dengan ketegangan punggung belakang.
Posisi Lithotomi
lithotomi
|
Pengertian
Pada posisi ini
pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada
proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Tujuan
- Memudahkan pemeriksaan daerah
rongga panggul, misal vagina,taucher, pemeriksaan rektum, dan sistoscopy
- Memudahkan pelaksanaan proses
persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra uterine devices (IUD),
dan lain-lain.
Indikasi
- Pada
pemeriksaan genekologis
- Untuk
menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada uretra,
rektum, vagina dan kandung kemih.
Posisi Genu pectrocal
genu pectoral
|
Pengertian
Pada posisi ini
pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.
Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan
vagina.
Indikasi
- Pasien
hemorrhoid
- Pemeriksaan
dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
Posisi orthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada
penampang yang sejajar dada, seperti pada meja.
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan
bernafas yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya
bisa pada elevasi sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur
terlentang.
Supinasi
suspinasi
|
pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan
punggungnya agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi
penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi
tertentu.
Indikasi
- Pasien
dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
- Pasien
dengan kondisi sangat lemah atau koma.
Posisi pronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan
wajah menghadap ke bantal.
Tujuan
- Memberikan
ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
- Mencegah
fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
Indikasi
- Pasien
yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
- Pasien
dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.
lateral
|
Posisi lateral
Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan
sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.
Tujuan
- Mempertahankan
body aligement
- Mengurangi
komplikasi akibat immobilisasi
- Meningkankan
rasa nyaman
- Mengurangi
kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.
Indikasi
- Pasien
yang ingin beristirahat
- Pasien
yang ingin tidur
- Pasien
yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
- Penderita
yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.
ü Prosedur
Tindakan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan Teknnik Abulasi
Latihan Ambulasi :
1.
Duduk
diatas Tempat Tidur
Caranya:
-
Jelaskan prosedur yang
akan di lakukan.
-
Anjurkan pasien untuk
meletakkan tangan disamping badanya dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
-
Berdirilah di samping
tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
-
Bantu pasien untuk duduk
dan beri penompang/bantal.
2.
Turun
dan berdiri
Caranya:
-
Jelaskan prosedur yang
akan di lakukan.
-
Atur kursi roda dalam
posisi dengan kedua kaki merenggang.
-
Fleksikan lutut dan pinggang Anda.
-
Anjurkan pasien untuk meletakan kedua
tangannya di bahu anda dan letakkan kedua tangan Anda di samping kanan dan kiri
pinggang pasien
-
Ketika pasien melangkah
ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien.
-
Bantu berdiri tegak dan
jalan sampai ke kursi, dan atur posisi agar nyaman.
3.
Membantu
berjalan
Caranya:
-
Jelaskan prosedur yang
akan di lakukan
-
Anjurkan psien untuk
meletakan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan anda.
-
Berdiri di samping pasien
dan pegang telapak dan lengaan bahu pasien.
-
Bantu pasien berjalan.
4.
Memindahkan
Pasien
Caranya:
-
Jelaskan prosedur yang
akan di lakukan
-
Atur branchard dalam
posisi terkunci
-
Bantu pasien dengan2-3
perawat
-
Berdiri mengahadap pasien
-
Silangkan tangan di depan
dada anda
-
Tekuk lutut and,kemudian
masukan tangan ke bawah tubuh pasien
-
Perawat pertama meletakan
tangan di bawah leher/bahu dan bawah pinggang,peerawat kedua meletakan tangan
di bawah pinggang dan panggul pasien,sedangkan perawat ketiga meletakan tangan
di bawah pinggul dan kaki
-
Angkat bersama-sama dan
pindahkan ke branchard
-
Atur posisi pasien di
branchard
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Mekanika
tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan
cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi
serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
pengetahuan tentang bagaimana dan
mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan
gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu
mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan
gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet,
dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama
digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk
tubuh.
B.
SARAN
Demikian paper konsep dan prinsip
kebutuhan aktivitas dan latihan , semoga dengan paper ini dapat menambah
pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan paper ini bagi para
pembacanya . Semoga paper ini dapat
bermanfaat bagi semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental
Keperawatan .Jakarta:EGC
https://www.scribd.com/doc/312059154/Pedoman-Transfer-Pasien
Comments
Post a Comment