Skip to main content

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan
Bahaya merokok bagi kesehatan bukan rahasia umum. Akan tetapi, sekalipun semua orang tahu persis bahaya merokok, hal ini tidak membuat para perokok serta-merta berhenti merokok. Selain itu, tidak hanya perokok aktif yang mendapatan efek negatif rokok.Perokok pasif yang terkena asapnya saja bisa mendapatkan efek dari rokok yang membahayakan. 

Di Inggris sendiri ada sekitar 100 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena merokok. Kematian terebut berhubungan dengan bahaya merokok yang bisa menyebabkan penyakit kanker, penyakit paru, dan penyakit jantung
Di Indonesia, persentase orang yang mengonsumsi rokok dinyatakan terbesar se-Asia Tenggara. Selain itu, berdasarkan data yang diterbitkan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, beserta Komisi Pengendalian Tembakau, Indonesia menduduki urutan ketiga dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah China dan India pada tahun 2012. 
Merokok memang meningkatkan risiko sejumlah penyakit dengan kandungan yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah nikotin.

Berikut beberapa bahaya merokok dan beberapa penyakit yang timbul karena rokok :

  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
  • Kanker paru-paru.
  • Penyakit jantung.
  • Kanker, seperti kanker mulut, hidung tenggorokan, kerongkongan (esofasgus), pankreas, kandung kemih, leher rahim, darah (leukemia), dan ginjal. 
  • Bahan kimia pada tembakau dapat merusak lapian pembuluh darah dan memengaruhi jumlah lemak dalam aliran darah. Hal tersebut meningkatkan risiko penyakit pengerasan pembuluh darah (ateroma).
  • Perokok lebih mungkin mengalami impoten atau mengalami kesulitan dalam mempertahankan ereksi bila dibandingkan seseorang yang tidak merokok. Hal tersebut diduga karena terjadinya kerusakan yang berhubungan dengan pembuluh darah ke penis. 
  • Rheumatoid Artritis adalah kondisi autoimun yang ditandai dengan peradangan sendi dan kerusakan jaringan ikat. Organ lain, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, dan kulit pun bisa terpengaruh. 
  • Perokok cenderung memiliki lebih banyak garis atau keriput pada wajah yang menyebabkan wajahnya lebih terlihat tua daripada usianya. 
  • Mengurangi kesuburan baik bagi pria maupun wanita.
  • Pada beberapa wanita yang merokok biasanya mengalami menopause dua tahun lebih awal daripada non-perokok.
  • Selain beberapa penyakit di atas, merokok juga sering menyebabkan gejala beberapa penyakit. Seperti asma, pilek, flu, infeksi dada, TBC, rhinitis kronis, hipertiroiddisme, multiple sclerosis, dan retinopati diabetes.


  • Tidak hanya itu, merokok pun meningkatkan risiko berbagai macam kondisi seperti, demensia, katarak, degenerasi macula, fibrosis paru, psoriasis, penyakit gusi, kehilangan gigi, osteoporosis, dan neuropati optik. 

    Namun, jika Anda memutuskan untuk berhenti merokok, Anda bisa membuat perubahan besar pada kesehatan Anda. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Tidak hanya itu, berhenti merokok akan menghindarkan Anda dari berbagai macam penyakit berbahaya atau risiko kematian akibat merokok. Anda bisa meminta bantuan seseorang jika tidak bisa berhenti sendiri. (DV)

Comments

Popular posts from this blog

TINGKATAN THEORY KEPERAWATAN, (META-THEORY, GRAND-THEORY, MIDDLE RANGE TEORY, MICRO THEORY)

Struktur Hirarki Ilmu Keperawatan Struktur hirarki ilmu keperawatan dibedakan atas 5 komponen dari ilmu keperawatan menurut tingkat abstraksinya. Hirarki terdiri dari komponen-komponen yang bersifat menyeluruh di dalam namun juga menjadi bagian dari yang lebih besar tersebut. Pada kasus ini   keseluruhan yang terbesar adalah Ilmu Keperawatan. Dengan demikian, setiap komponen dari ilmu keperawatan adalah keseluruhan yang utuh tetapi juga bagian dari yang terbesar. Berdasarkan figure 1 di atas 5 komponen hirarki dari ilmu keperawatan adalah metaparadigma, filosofi, model konseptual, teori, dan indikator empiris.  Seperti pada  figur 1  di  atas diperlihatkan komponen yang  paling  abstrak adalah metaparadigma dan  yang paling  konkrit adalah indikator empiris. Metaparadigma Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global yang mengidentifikasi fenomena dari minat sentral dari suatu disiplin, dalil global yang menggambarkan konsep, dan dalil global yang menyatakan hubungan an

makalah penyakit DHF (Dengue haemoragic fever)

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Menurut data WHO (2014) penyakit DBD pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar ke berbagai Negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara,dan Pasif

implementasi keperawatan, tahap-tahap implementasi keperawatan

BAB II PEMBAHASAN A.      PENGERTIAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari prilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asukahan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak lingkungan keperawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian. Sebagai contoh, implementasi segera diperlukan ketika perawat mengidentifikasi kebutuhan klien yang mendesak, dalam situasi seperti henti jantung, kemtian mendadak dari orang yang dicintai, atau kehilangan rumah akibat kebakaran. Implamentasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, da